Selasa, 26 April 2016

Filosofi asuhan kebidanan kehamilan


FILOSOFI ASUHAN KEHAMILAN 
Dalam filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang akan mewarnai asuhan itu.
1. Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya.
2. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of care) Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan .
3. Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta keluarga (family centered)
Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu sangat penting bagi ibu sebab keluarga menjadi bagian integral/tak terpisahkan dari ibu hamil. Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh keluarga. Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya. Dalam hal pengambilan keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu, keluarganya, dan bidan, dengan ibu sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Ibu mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia akan memperoleh pelayanan kebidanannya.
4. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya. Tenaga profesional kesehatan tidak mungkin terus menerus mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya ibu hamil perlu mendapat informasi dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri secara benar. Perempuan harus diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling yang dilakukan bidan.

Seorang bidan harus memahami bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses yang alamiah dan fisiologis, walau tidak dipungkiri dalam beberapa kasus mungkin terjadi komplikasi sejak awal karena kondisi tertentu/ komplikasi tersebut terjadi kemudian. Proses kelahiran meliputi kejadian fisik, psikososial dan kultural.

Kehamilan merupakan pengalaman yang sangat bermakna bagi perempuan, keluarga dan masyarakat. Perilaku ibu selama masa kehamilannya akan mempengaruhi kehamilannya, perilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi kesehatan ibu dan janin yang dilahirkan. Bidan harus mempertahankan kesehatan ibu dan janin serta mencegah komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan sebagai satu kesatuan yang utuh.

TUJUAN ANTENATAL CARE
a. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayi dengan trauma seminimal mungkin
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Ekslusif
f. Peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (280 hari/ 40 mg) atau 9 bulan 7 hari. Periode dalam kehamilan terbagi dalam 3 triwulan/trimester :
1. Trimester I awal kehamilan sampai 14 mg
2. Trimester II kehamilan 14 mg – 28 mg
3. Trimester III kehamilan 28 mg – 36 mg/ 40 mg

SEJARAH ASUHAN KEHAMILAN
Dimasa yang lalu, bidan dan dokter banyak menggunakan waktu selama kunjungan antenatal untuk penilaian resiko berdasarkan riwayat medis dan obstetri serta temuan-temuan fisik yang lalu. Tujuan dari penilaian resiko ini adalah untuk mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi dan merujuk ibu-ibu ini untuk mendapatkan asuhan yang khusus. Sekarang kita telah mengetahui bahwa penilaian resiko tidak mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Penilaian resiko juga tidak menjamin perkiraan, ibu yang mana yang akan mempunyai masalah selama persalinan. Mengapa penilaian resiko tidak lagi digunakan? Ia tidak lagi dipergunakan karena setiap ibu hamil akan menghadapi resiko komplikasi dan harus mempunyai jangkauan kepada asuhan kesehatan maternal yang berkualitas. Hampir tidak mungkin memperkirakan ibu hamil yang mana yang akan menghadapi komplikasi yang akan mengancam keselamatan jiwa secara akurat. Banyak ibu-ibu yang digolongkan ”beresiko tinggi” yang tidak mengalami komplikasi apapun. Misalnya seorang ibu yang tingginya kurang dari 139 cm mungkin akan melahirkan bayi seberat 2500 gram tanpa masalah. Demikian juga, seorang ibu yang mempunyai riwayat tidak begitu berarti, kehamilan normal dan persalinan yang tidak berkomplikasi mungkin saja mengalami perdarahan pasca persalinan.

Dalam suatu studi di Zaire, dengan menggunakan berbgai macam metode, formula dan skala untuk melakukan penapisan ”resiko” diteliti. Studi ini menemukan bahwa 71 % ibu yang mengalami partus macet tidak digolongkan ke dalam kelompok beresiko sebelumnya. Sebagai tambahan, 90 % ibu-ibu yang diidentifikasi ”beresiko” tidak mengalami komplikasi. Kebanyakan ibu-ibu yang mengalami komplikasi tidak mempunyai faktor resiko dan digolongkan ke dalam kelompok ”beresiko rendah”. Suatu contoh seorang ibu yang beresiko rendah adalah berumur 24 tahun, G2 P1 tanpa faktor resiko dan persalinan normal yang melahirkan bayi 3 kg dan mengalami perdarahan 1000 cc karena atonia uteri.

LINGKUP ASUHAN KEHAMILAN Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi
1. Konsepsi :
Bersatunya ovum dan sperma yang didahului oleh ovulasi dan inseminasi
2. Ovulasi :
Runtuhnya ovum dari folikel dalam ovarium bila ovum gagal bertemu dalam waktu 2 x 24 jam → mati/hancur
3. Inseminasi :
Keluarnya sperma dari urethra pria kedalam vagina wanita. Sperma bergerak melalui uterus → tuba fallopi dengan kecepatan 1 kaki/jam. Alat gerak sperma → Ekor dengan panjang rata-rata 10x bagian kepala
4. Asuhan kehamilan normal dan identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah adanya komplikasi kehamilan.

STANDAR ASUHAN KEHAMILAN
Kebijakan program : Anjuran WHO
• Trimester I : Satu kali kunjungan
• Trimester II : Satu kali kunjungan
• Trimester II : Dua kali kunjungan

Standar Minimal Asuhan Antenatal : “7 T”
1. Timbang berat badan
2. Tinggi fundus uteri
3. Tekanan darah
4. Tetanus toxoid
5. Tablet Fe
6. Tes PMS
7. Temu wicara

Sebagai profesional bidan, dalam melaksanakan prakteknya harus sesuai dengan standard pelayanan kebidanan yang berlaku. Standard mencerminkan norma, pengetahuan dan tingkat kinerja yang telah disepakati oleh profesi. Penerapan standard pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan atas dasar yang jelas. Kelalaian dalam praktek terjadi bila pelayanan yang diberikan tidak memenuhi standard dan terbukti membahayakan.

PRINSIP POKOK ASUHAN KEHAMILAN
Prinsip-prinsip pokok asuhan antenatal konsisten dengan dan didukung oleh prinsip-prinsip asuhan kebidanan. Lima prinsip-prinsip utama asuhan kebidanan adalah :

a. Kelahiran adalah proses yang normal :
Kehamilan dan kelahiran biasanya merupakan proses yang normal, alami dan sehat. Sebagai bidan, kita membantu dan melindungi proses kelahiran tersebut. Sebagai bidan kita percaya bahwa model asuhan kebidanan yang membantu dan melindungi proses kelahiran normal, adalah yang paling sesuai untuk kebanyakan ibu selama kehamilan dan kelahiran.

b. Pemberdayaan :
Ibu dan keluarga mempunyai kebijaksanaan dan seringkali tau kapan mereka akan melahirkan. Keyakinan dan kemampuan ibu untuk melahirkan dan merawat bayi bisa ditingkatkan atau dihilangkan oleh orang yang memberikan asuhan padanya dan oleh lingkungan dimana ia melahirkan. Jika kita bersikap negatif atau kritis, hal ini akan mempengaruhi si ibu. Hal ini juga dapat mempengaruhi lamanya waktu persalinan. Kita, sebagai bidan, harus membantu ibu yang melahirkan daripada untuk mencoba mengontrol persalinannya. Kita harus menghormati bahwa ibu adalah aktor utama dan penolong persalinan adalah aktor pembantu selama proses kelahiran.

c. Otonomi :
Ibu dan keluarga memerlukan informasi sehingga mereka dapat membuat suatu keputusan. Kita harus tau dan menjelaskan informasi yang akurat tentang resiko dan keuntungan semua prosedur, obat-obatan dan tes. Kita juga harus membantu ibu dalam membuat suatu pilihan tentang apa yang terbaik untuk diri dan bayinya berdasarkan nilai dan kepercayaannya (termasuk kepercayaan-kepercayaan budaya dan agama)

d. Jangan Membahayakan :
Intervensi haruslah tidak dilaksanakan secara rutin kecuali terdapat indikasi-indikasi yang spesifik. Pengobatan pada kehamilan, kelahiran atau periode pasca persalinan dengan tes-tes ”rutin”, obat atau prosedur dapat membahayakan bagi ibu dan bayinya. Misalnya prosedur-prosedur yang keuntungannya tidak mempunyai bukti termasuk episiotomi rutin pada primipara, enema dan pengisapan pada semua bayi baru lahir. Bidan yang terampil harus tau kapan harus melakukan sesuatu. Asuhan selama kehamilan, kelahiran dan pasca persalinan, seperti halnya juga penanganan komplikasi harus dilakukan berdasarkan suatu bukti.

e. Tanggung Jawab :
Setiap penolong persalinan harus bertanggung jawab terhadap kualitas asuhan yang ia berikan. Praktek asuhan maternitas harus dilakukan berdasarkan kebutuhan ibu dan bayinya, bukan atas kebutuhan penolong persalinan. Asuhan yang berkualitas tinggi, berfokus pada klien dan sayang ibu berdasarkan bukti ilmiah sekarang ini adalah tanggung jawab semua bidan.

EVIDANCE BASED DLM PRAKTEK KEHAMILAN 
Asuhan antenatal yang tidak bermanfaat bahkan merugikan :
1. Menimbang BB secara rutin
2. Penilaian letak janin < style="font-weight: bold; font-style: italic;">Asuhan antenatal yang direkomendasikan :
1. Kunjungan antenatal yang berorientasi pada tujuan petugas kesehatan terampil
2. Persiapan kelahiran * kesiapan menghadapi kompliksi
3. Konseling KB
4. Pemberian ASI
5. Tanda-tanda bahaya, HIV/AIDS
6. Nutrisi
7. Deteksi dan penatalaksanaan kondisi dan komplikasi yang diderita
8. TT
9. Zat besi dan asam folat
10. Pada populasi tertentu, pengobatan preventif malaria, yodium dan vitamin A

TENAGA PROFESIONAL/PENOLONG YANG TERAMPIL Tindakan bidan saat kunjungan antenatal : 
1. Mendengarkan dan berbicara kepada ibu serta keluarganya untuk membina hubungan saling percaya
2. Membantu setiap wanita hamil dan keluarga untuk membuat rencana persalinan
3. Membantu setiap wanita hamil dan keluarga untuk persiapan menghadapi komplikasi
4. melakukan penapisan untuk kondisi yang mengharuskan melahirkan di RS
5. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa (pre-eklamsia, anemia, PMS)
6. Mendeteksi adanya kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 mg dan adanya kelainan letak setelah usia kehamilan 36 mg
7. Memberikan konseling pada ibu sesuai usia kehamilannya, mengenai nutrisi, istirahat, tanda-tanda bahaya, KB, pemberian ASI, ketidaknyamanan yang normal selama kehamilan dsb 8. Memberikan suntikan imunisasi TT bila diperlukan
9. Memberikan suplemen mikronutrisi, termasuk zat besi an folat secara rutin, serta vitamin A bila perlu

ASUHAN ANTENATAL YANG TERFOKUS Tujuan Asuhan Antenatal terfokus meliputi : 
1. Peningkatan kesehatan dan kelangsungan hidup melalui : 
a. Pendidikan dan konseling kesehatan tentang :
1) Tanda-tanda bahaya dan tindakan yang tepat
2) Gizi termasuk suplemen mikronutrisi serta hidrasi
3) Persiapan untuk pemberian ASI eksklusif segera
4) Pencegahan dan pengenalan gejala-gejala PMS
5) Pencegahan malaria dan infstasi helmith

b. Pembuatan rencana persalinan termasuk kesiapan menghadapi persalinan komplikasi
c. Penyediann TT
d. Suplemen zat besi dan folat, vitamin A, yodium dan kalsium
e. Penyediaan pengobatan/pemberantasan penyakit cacing dan daerah endemi malaria
f. Melibatkan ibu secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan kesiapan menghadapi persalinan

2. Deteksi dini penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin : 
a. Anemia parah
b. Proteinura
c. Hypertensi
d. Syphilis dan PMS
e. HIV
f. Malpresentasi janin setelah minggu ke 36
g. Gerakan janin dan DJJ

3. Intervensi yang tepat waktu untuk menatalaksana suatu penyakit atau komplikasi 
a. Anemia parah
b. Pendarahan selama kehamilan
c. Hypertensi, pre-eklamsia dan eklamsia
d. Syphilis, chlamidia, GO, herpes serta PMS lainnya
e. HIV
f. Malpresentasi setelah minggu ke- 36
g. Kematian janin dalam kandungan
h. Penyakit lainnya seperti TBC, diabetes, hepatitis, demam reumatik

Isi asuhan antenatal terfokus : 
Setiap wanita hamil, melahirkan atau nifas mengalami resiko komplikasinyang serius dan mengancam jiwanya. Meskipun pertimbangan ’resiko’ ini bisa digunakan oleh individu-individu bidan, perawat dan dokter untuk menyusun advis pengobatan. Kadang kala wanita hamil yang beresiko rendah sering terabaikan sehingga mengembangkan komplikasi dan banyak yang lainnya yang memiliki RESTI malah melahirkan tanpa masalah sama sekali.

4. Peningkatan kesehatan dan komunikasi antar pribadi 
a. Pendidikan kesehatan yang bersifat mengikutsertakan dan tidak memecahkan masalah kekhawatiran daripada klien sering sekali ’dipersyaratkan’ sebagai bagian dari asuhan antenatal yang rutin
b. Para klien harus dilibatkan sebagai peserta aktif dalam pendekatan terhadap pendidikan beserta pemecahan masalahnya
c. Kesiapan mental untuk melahirkan dan mengasuh kelahiran yang akan datang

5. Kesiapan kelahiran yang berfokus pada klien dan masyarakat 
a. Rencana persalinan : tempat persalinan, penolong yang terampil, serta perlengkapan ibu & bayi, transportasi yang inovatif serta sistem perujukannya, dana darurat.
b. Asuhan antenatal secara terus menerus terfokus pada klien serta lingkungannya untuk memaksimalkan kesempatan memperoleh hasil kehamilan yang sehat ibu dan anak.

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM ASUHAN KEHAMILAN 
Pada setiap tingkat masyarakat dan negara terdapat tindakan yang dapat diambil oleh bidan untuk membantu memastikan bahwa ibu-ibu tidak akan meninggal dalam kehamilan dan kelahiran.

Tindakan-tindakan ini dapat dilakukan pada beberapa tingkatan : 
1. Rumah dan masyarakat
2. Pusat kesehatan atau rumah bersalin
3. Rumah sakit

Rumah, masyarakat 
a. Bagilah apa yang anda ketahui : 
bidan dapat mengajar ibu-ibu, anggota masyarakat lainnya, bidan-bidan lain dan petugas kesehatan lainnya tentang tanda-tanda bahaya. Ia juga dapat membagi informasi tentang dimana mencari petugas dan fasilitas kesehatan yang dapatmembantu jika tanda-tanda bahaya terjadi. Ia dapat menekankan alasan dan keuntungan didampingi oleh penolong kesehatan yang terampil pada saat persalinan selain mempromosikan dan menunjukkan perilaku yang sehat. Bidan juga harus mengajarkan sesuatu berdasarkan kebutuhan orang yang ia layani.

b. Jaringan promosi kesehatan : 
bidan harus melakukan kontak yang positif dengan pemuka-pemuka masyarakat, selain ibu-ibu yang lebih tua dan gadis-gadis muda di dalam masyarakatnya. Ia dapat mengajari keluarga dan masyarakat bagaimana mengenali ibu yang memerlukan asuhan kegawatdaruratan dan bagaimana mengatur asuhan tersebut (dana darurat, pola menabung, transportasi, komunikasi, donor darah).

c. Membangun kepercayaan : 
bidan harus berperilaku yang memberikan rasa hormat kepada ibu dan keluarga yang ia layani. Membangun kepercayaan adalah suatu keterampilan penyelamatan jiwa. Jika seorang bidan memiliki keterampilan teknis untuk menangani eklampsia atau perdarahan pasca persalinan, tetapi ia tidak dipercaya, maka tidak ada seseorangpun yang akan meminta bantuannya. Walaupun seorang bidan mempunyai keterampilan teknis untuk menyelamatkan jiwa seorang ibu, tetapi tidak memiliki kepercayaan dari ibu tersebut, ia tidak akan diberikan kesempatan untuk mempergunakan keterampilannya dan menyelamatkan jiwa si ibu tadi.

Pusat Kesehatan atau rumah bersalin 
a. Asuhan yang berkualitas : 
memberikan asuhan yang berkualitas pada kelahiran akan membantu mencegah komplikasi, mendeteksi masalah lebih dini dan kemampuan untuk mengatur , menstabilisasi dan merujuk masalah yang memerlukan penanganan di rumah sakit.

b. Penatalaksanaan kegawatdaruratan awal : 
memberikan penatalaksanaan awal perdarahan pasca persalinan, eklampsia, sepsis, aborsi yang tidak aman dan partus macet sangat penting untuk menyelamatkan jiwa ibu.

c. Memberikan contoh yang baik : 
bidan harus memberikan contoh yang baik kepada bidan lain, petugas kebersihan dan staf yang lain. Bidan harus memberikan contoh pelaksanaan dan pencegahan infeksi yang baik dan keterampilan-keterampilan interpersonal yang berkualitas.

Rumah Sakit 
a. Penatalaksanaan Komplikasi : 
memberikan pelayanan seperti bantuan vacum ekstraksi, magnesium sulfat, antibiotik intra vena, plasenta manual, tranfusi darah dan operasi sesar yang sangat penting.

b. Memberikan contoh yang baik :
bidan harus mengajarkan dan memberikan contoh, asuhan maternitas yang berkualitas, termasuk keterampilan berkomunikasi secara interpersonal kepada semua kolega

HAK-HAK WANITA HAMIL 
a. Wanita hamil berhak mendapat penjelasan oleh tenaga kesehatan yang memberikan asuhan tentang efek-efek potensial langsung/tidak langsung dari penggunaan obat atau tindakan selama masa kehamilan, persalinan. Kelahiran atau menyusui
b. Wanita hamil berhak mendapat informasi terapi alternatif sehingga dapat mengurangi atau meniadakan kebutuhan akan obat dan intervensi obstetri
c. Pasien kebidanan berhak untuk merawat bayinya sendiri bila bayinya normal
d. Pasien kebidanan berhak memperoleh informasi tentang siapa yang akan menjadi pendampingnya selama persalinan dan kualifikasi orang tersebut
e. Pasien kebidanan berhak memperoleh/memiliki catatan medis dirinya serta bayinya dengan lengkap, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan
f. Wanita hamil berhak mendapat informasi efek tindakan yang akan dilakukan baik pada ibu & janin
g. Wanita hamil berhak untuk ditemani selama masa-masa yang menegangkan pada saat kehamilan & persalinan
h. Pasien kebidanan berhak memperoleh catatan perincian biaya RS/tindakan atas dirinya.
i. Wanita hamil berhak mendapat informasi sebelum/bila diantisipasi akan dilakukan SC
j. Wanita hamil berhak mendapat informasi tentang merk obat dan reaksi yang akan ditimbulkan atau reaksi obat yang pernah dialaminya
k. Wanita hamil berhak mengetahui nama-nama yang memberikan obat-obat atau melakukan prosedur tindakan
l. Wanita hamil berhak mendapat informasi yang akan dilakukan atasnya
m. Wanita hamil berhak memilih konsultasi medik untuk memilih posisi yang persalinan yang dapat menurunkan stress

Sumber: 
1. Varney. Varney midwifery. Jakarta;1997. 
2. Pusdiknakes;WHO;JHPIEGO. Buku asuhan antenatal; 2001 
3. Saifudin, abdul bari dkk. Panduan praktis pelayanan maternal dan neonatal. Jakarta;2002. 
4. Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. Konsep asuhan kebidanan. Jakarta;2001 
5. Neil, W.R. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta. Dian Rakyat; 2001. 
6. Departemen Kesehatan RI,. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga, Jakarta; 1992. 
7. Berbagai sumber

Mendiagnosa kehamilan


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Diagnosa Kehamilan
           Kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot nidasi (implantasi) pada uterus pembentukan plasenta, dan tumbuh kembali hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
           Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode antepartum (Varney, 2006). Kehamilan adalah suatu keadaan yang istimewa bagi seorang calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi kehidupan (Weni,2010).
            Diagnosa kehamilan ditegakkan atas dasar : a)  Riwayat amenorea,  b)  Pembesaran uterus,  c)  Tes kehamilan positif. Keluhan subyektif lain yang mungkin terjadi selama kehamilan : mual dan muntah serta rasa berat pada payudara. Manifestasi kehamilan dapat dibagi menjadi : a)  Dugaan kehamilan (presumptive), b) Kemungkinan kehamilan (probable), c)  Diagnosa pasti kehamilan (positive).
a. Dugaan Kehamilan (Presumptive Diagnosis)
a)  Gejala:
1. Amenorea :
Berhentinya menstruasi disebabkan oleh kenaikan kadar estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh Corpus Luteum,  Mempunyai arti penting dalam dugaan kehamilan hanya bila siklus haid sebelumnya berlangsung secara spontan dan teratur,  Selain kehamilan, amenorea juga dapat terjadi akibat : ketegangan emosional, penyakit menahun, obat-obat opioid dan dopaminergik, penyakit endokrin dan tumor ginekologi tertentu.
2. Mual dan muntah:
a.  50% diderita oleh ibu hamil, mencapai puncak pada minggu ke 8 – 12
b.  Keluhan semakin berat pada pagi hari (“morning sickness”)
c.  Derajat keluhan dipengaruhi oleh ketegangan emosi.
            d. Hiperemesis gravidarum : mual muntah disertai dengan dehidrasi dan ketonuria sehingga mengganggu aktivitas keseharian pasien. Keadaan ini memerlukan perawatan intensif di Rumah Sakit
            e.  Terapi emesis gravidarum sedang:
1.               Makan sedikit dan sering
2.               Dukungan emosional
3.               Vitamin B6 dosis tinggi dan Vitamin prenatal
4.                Anti muntah diberikan sebagai pilihan akhir
f.  Keluhan mual disebabkan oleh kenaikan kadar hCG dimana pada trimester I kadar
     hCG dapat mencapai 100 mIU/ml
3. Perubahan pada payudara:
a)  Mastodinia (rasa tegang pada payudara),  b) Pembesaran kelenjar sebaseus sirkumlakteal (Montgomery tubercle) pada kehamilan 6 – 8 minggu akibat stimulasi hormonal,  c)Sekresi kolustrum setelah kehamilan 16 minggu.
4. Quickening.
Persepsi gerakan janin pertama kali (pada multigravida 14 – 16 minggu ; pada primigravida 18- 20 minggu)
5. Perubahan pada traktus urinarius:
Karena pengasuh pembesaran uterus dan penurunan kepala bayi, pada bumil sering buang air kecil atau miksi. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Terjadinya hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan air senipun akan bertambah.
b)  Tanda:
1.      Kenaikan suhu basal – kenaikan suhu basal persisten selama 3 minggu.
2.  Perubahan pada kulit: a).  Chloasma gravidarum: setelah kehamilan 16 minggu kulit didaerah muka menjadi gelap dan menjadi semakin gelap bila terkena sinar matahari,b)  Linea alba adalah garis hitam yang terbentang dari symphisis sampai pusat, pada saat kehamilan warnanya akan menjadi lebih hitam. Selain itu akan timbul garis baru yang terbentang di tengah-tengah atas pusat ke atas yang disebut linea nigra,  c) striae gravidarum yang merupakan garis-garis pada kulit, ada 2 macam striae :
1.      Striae lividae adalah garis-garis yang warnanya biru pada kulit, karena merupakan striae yang masih baru (pada primi).
2.  Striae albicans adalah striae lividae yang menjadi putih mengkilat dan meninggalkan bekas seperti parut/ cicatrix (pada multi).




b.  Kemungkinan Kehamilan (Probable Diagnosis)
1.      Gejala  : Gejala sama dengan yang sudah dijelaskan
2.      Tanda  :
              a.  Organ panggul
 Terjadi sejumlah perubahan pada organ panggul yang dapat dirasakan oleh dokter saat melakukan pemeriksaan vagina  :
1.  Chadwick’s sign: kongesti pembuluh darah yang menyebabkan perubahan warna servik
      dan  vagina yang kebiruan,
2.  Leukorea: peningkatan sekresi vagina yang terdiri dari sel epitel dan peningkatan sekresi
      lendir servik akibat rangsangan hormon. Lendir servik yang disapukan pada objek glas
dan dibiarkan mengering tidak memperlihatkan gambaran “daun pakis” tapi gambaran ”granular”,
3.  Ladin’s sign: pada minggu ke 6 terjadi pelunakan uterus dibagian mid-line anterior
      sepanjang uterocervical junction.
4.  Hegar’s sign: Meluasnya daerah isthmus yang menjadi lunak, sehingga pada pemeriksaan
vaginal corpus uteri seolah “terpisah” dari bagian servik. Keadaan ini dijumpai pada kehamilan 6-8 minggu
5.  Von Fernwald’s sign: perlunakan fundus uteri yang iregular diatas lokasi implantasi pada
kehamilan 4 – 5 minggu. Bila kejadian ini terjadi pada bagian cornu (Piskacek’s sign) maka harus dibedakan dengan adanya leiomioma uteri atau kelainan uterus lain. Pada kehamilan 10 minggu, uterus menjadi simeteris dan berukuran dua kali lipat.
6.   Perubahan pada tulang dan ligamentum panggul: selama kehamilan tulang panggul dan
struktur ligamen mengalami sedikit perubahan. Terjadi relaksasi ringan pada sendi simfsis   pubis.
b.  Pembesaran abdomen
Terjadi pembesaran abdomen secara progresif dari kehamilan 7 sampai 28 minggu. Pada minggu 16-22, pertumbuhan terjadi secara cepat dimana uterus keluar panggul dan mengisi rongga abdomen.
c.  Kontraksi uterus
Oleh karena uterus membesar, bentuk uterus menjadi globular dan sering mengalami dextro-rotasi. Kontraksi uterus tanpa rasa sakit (Braxton Hicks contraction) mulai muncul pada kehamilan 28 minggu dan biasanya menghilang bila dibawa berjalan-jalan. Kontraksi uterus tersebut menjadi semakin kuat mendekati saat persalinan.

d. Balotemen
Pada kehamilan 16 – 20 minggu, dengan pemeriksaan bimanual dapat terasa adanya benda yang melenting dalam uterus ( tubuh janin ).

c.  Manifestasi Positif Kehamilan
Diagnosa kehamilan pasti didasarkan pada temuan objektif yang tidak selalu dapatditemukan pada trimester pertama.
 A. Detak jantung janin
                  Jantung janin mulai berdenyut pada awal minggu ke 4 dari fertilisasi atau 6 minggu dari HPHT. Dapat terdengar dengan mengunakan Leanec antara 19 minggu,  dengan Doppler pada usia 10 minggu,  dan menggunakan USG Tv 5 minggu amenorea.
B. Palpasi bagian janin
1. Bentuk tubuh janin sering dapat diperiksa melalui palpasi abdomen pada kehamilan lebih dari 28 minggu.
2.  Gerakan janin dapat dirasakan setelah kehamilan 18 minggu
C. Ultrasonografi
a.  Tehnik ini sangat bermanfaat bagi pemantauan viabilitas janin.
b.  Aktivitas jantung dapat dilihat pada kehamilan 5 – 6 minggu
c.  Ekstrimitas janin terlihat pada kehamilan 7 – 8 minggu
d.  Gerakan jari tangan terlihat pada kehamilan 9 – 10 minggu

Beberapa ketentuan penentuan diagnose,  a)  Diagnosa ditentukan berdasarkan analisa / iterpretasi data,  b)  Diagnosa harus didukung oleh data subyek  (DS) dan obyektif  (DO) yang tepat,  c)  Setiap data baik subyek dan obyektif harus diinterpretasikan,  d)   Interpretasi dapat dilakukan pada setiap data, tetapi dapat pula digabungkan dari beberapa data.

B.  Gravida
            Gravida adalah istilah medis untuk wanita hamil. Istilah ini sering diawali untuk menunjukkan jumlah kehamilan. Misalnya primigravida adalah wanita hamil untuk pertama kalinya, secundagravida adalah wanita hamil untuk kedua kalinya dan multigravida untuk ketiga dan seterusnya.
            Gravida atau kehamilan adalah suatu peristiwa alami dan fisiologisyang terjadi pada wanita yang didahului oleh suatu peristiwa fertilisasiyang membentuk zigot dan akhirnya menjadi janin yang mengalami proses perkembangan di dalam uterus sampai proses persalinan (Manuaba 2002)
Setiap bulan wanita melepaskan -2 sel telur (ovum) ke indung telur. Pada waktu coitus cairan-cairan semen tumpah kedalam vagina, kemudian sel sperma (mani) bergerak masuk ke rongga rahim lalu masuk ke saluran telur, kemudian sel sperma dan ovum bersatu sehigga terjadi pembuahan.
Sel terlur yang telah dibuahi menunju rongga rahim dan melekat pada mukosa rahim dan sleanjutnya bersarang di rongga rahim (implantasi/nidasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi janin dipersiapkan oleh plasenta. Jadi dapat dikatakan setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), sperma (sel mani), pembuahan (konsepsi), nidasi dan plesentasi.

C.  Para : ( G:…. P 000 Ab 000 )
Paritas merupakan suatu istilah untuk menunjukkan jumlah kehamilan bagi seorang wanita yang melahirkan bayi yang dapat hidup pada setiap kehamilan (Oxford Concise Medical Dictionary, 2007).
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Menurut Prawirohardjo (2009), paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara.
         1. Nullipara
               Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable.
2. Primipara
Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di dunia luar (Varney, 2006).
3. Multipara
a. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali (Prawirohardjo, 2009).
            b.  Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih (Varney, 2006).
         4. Grandemultipara
a.  Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan (Manuaba, 2008).
b.  Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih (Varney, 2006).
G: P0000 Ab000 adalah contoh istilah dalam persalinan. Istilah ini dapat diartikan sebagai :
            G : Gravida (kehamilan ke ), angka setelah G menunjukkan kehamilan ke berapa. Di sini G1 menunjukkan bahwa Ibu mengalami kehamilan yang pertama dan seterusnya.
            P : Para (Jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin yang memenuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan (28 minggu atau 1000 gram)
a.   Digit Pertama : Jumlah Aterm atau bayi cukup bulan (> 36 minggu atau > 2500 gram)
b.   Digit kedua : Jumlah kelahiran Prematur ( 28 – 36 minggu atau 1000 – 2499 gram )
c.     Digit Ketiga : Jumlah  immatur atau kehamilan yang diakhiri dengan aborsi spontan
      atau terinduksi pada usia 28 minggu atau berat janin <1000 gram.
d.  Digit Keempat : Jumlah bayi yang lahir hidup
            Ab : Abnormal
a.  Digit pertama : Jumlah abortus atau keguguran
b.  Digit kedua : Jumlah Ektopik atau kehamilan diluar kandungan
c.  Digit Ketiga : Jumlah kehamilan Mola Hidatidosa atau kehamilan anggur

D.  Usia Kehamilan
Seseorang wanita dikatakan “hamil “ secara normal apabila di dalam rahimnya bertumbuh kembang manusia baru. Hasil kehamilan juga secara ilmiah mempunyai sebutan tersendiri. Istilah “embrio” atau juga disebut sebagai “mudigah”  digunakan sampai usia kehamilan 11 minggu kehamilan. Sebutan “janin” atau “fetus” baru digunakan setelah usia kehamilan 11 minggu hingga kelahiran.
Masa kehamilan dibagi dalam tiga bulanan (trimester). Trimester pertama merupakan perkembangan dan pembentukan organ . Trimester kedua merupakan tahap perkembangan dan pertumbuhan  lanjutan dan trimester ketiga merupakan akselerasi tumbuh kembang dan persiapan kelahiran dimana pada awal masa ini janin telah dapat hidup di dunia luar dengan atau tanpa bantuan medis.Ada beberapa cara menghitung usia kehamilan diantaranya:
a. Rumus Neagele
Usia kehamilan dapat dihitung menggunakan rumus Naegele berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT) sehingga dapat diketahui taksiran persalinan (TP).  Untuk dapat menghitung usia kehamilan anda berdasar HPHT hanya dapat dilakukan oleh ibu hamil yang memiliki siklus haid normal dan teratur (28-30 hari).
Penggunaan rumus ini adalah dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid terakhir, kemudian mengurangi bulan dengan 3 dan menambahkan 1 pada tahunnnya, sedangkan untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari, Februari, dan Maret, maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap tidak ditambah atau dikurangi.
contoh:  Jika HPHT anda adalah 16 nov 2008, maka:
16 - 11 – 08
 +      -     +
 7      3      1
23 -  8 -   09 (ini tanggal T.P)

Jadi taksiran waktu kelahiran anda adalah tanggal 23 agustus 2009, sedangkan untuk usia kehamilan tinggal menghitungnya setiap tanggal 23, jadi pada saat tgl 23 desember , berarti usia kehamilan anda menginjak satu bulan, 23 januari usia kehamilan 2 bulan.
b.  Palpasi Abdomen
1.  Palpasi Leopold
Palpasi leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen. Palpasi leopold terdiri dari 4 langkah yaitu:
1.                  Leopold I : Leopold I bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain
yang terdapat pada bagian fundus uteri
2.                  Leopold II : Leopold II bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil janin di sepanjang sisi maternal
3.                  Leopold III : Leopold III bertujuan untuk membedakan bagian persentasi dari janin dan sudah masuk dalam pintu panggul
4.                  Leopold IV : Leopold IV bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah masuk pintu atas panggul Memberikan informasi tentang bagian presentasi: bokong atau kepala, sikap/attitude (fleksi atau ekstensi), dan station (penurunan bagian presentasi)
2. Rumus Bartholomew
Antara simpisis pubis dan pusat dibagi menjadi 4 bagian yang sama, maka tiap bagian menunjukkan penambahan 1 bulan. Fundus uteri teraba tepat di simpisis umur kehamilan 2 bulan (8 minggu). Antara pusat sampai prosesus xifoideus dibagi menjadai 4 bagian dan tiap bagian menunjukkan kenaikan 1 bulan. Tinggi fundus uteri pada umur kehamilan 40 minggu (bulan ke-10) kurang lebih sama dengan umur kehamilan 32 minggu (bulan ke-8).
c. Tinggi Fundus Uteri
1.  Mempergunakan tinggi fundus uteri
Perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkan dengan patokan.
Umur Kehamilan
Tinggi Fundus Uteri
12 minggu
1/3 di atas simpisis
16 minggu
½ simpisis-pusat
20 minggu
2/3 di atas simpisis
24 minggu
Setinggi pusat
28 minggu
1/3 di atas pusat
34 minggu
½ pusat-prosessus xifoideus
36 minggu
Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu
2 jari di bawah prosessus xifoideus
2.  Menggunakan alat ukur caliper
Caliper digunakan dengan meletakkan satu ujung pada tepi atas simfisis pubis dan ujung yang lain pada puncak fundus. Kedua ujung diletakkan pada garis tengah abdominal. Ukuran kemudian dibaca pada skala cm (centimeter) yang terletak ketika 2 ujung caliper bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan minggu kehamilan setelah sekitar 22-24 minggu.
Keuntungan Lebih akurat dibandingkan pita pengukur terutama dalam mengukur TFU setelah 22-24 minggu kehamilan (dibuktikan oleh studi yang dilakukan Engstrom, Mc.Farlin dan Sitller)
3.  Menggunakan pita ukur
Pita ukur merupakan metode akurat kedua dalam pengukuran TFU setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan.
d.  Ultrasonografi
Selain itu dengan kemajuan teknologi ultrasonografi (USG) usia kehamilan dapat ditentukan dengan lebih tepat. Sehingga dokter seyogyanya selalu membandingkan usia kehamilan menurut rumus dan hasil pemeriksaan USG.


E.  Presentasi
            Dipakai untuk menentukan bagian janin yang terbawah dan digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu, dan lain – lain.Tiap presentasi terdapat 2 macam posisi yaitu kanan dan kiri dan tiap posisi terdapat tiga macam variasi yaitu depan ,  lintang,  dan belakang  (kiri depan,  kiri lintang,  dan kiri belakang, kanan depan,  kanan lintang,  dan kanan belakang). Macam-macam presentasi :
1.  Presentasi Kepala (96 %)
a.  Presentasi belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun kecil di segmen depan,  disebelah kiri  depan ( kira-kira 2/3),  disebelah kanan depan ( kira-kira 1/3) dan ini adalah posisi yang normal atau normoposisi. Presentasi belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun kecil dibelakang dapat disebelah kiri belakang,  kanan belakang dan dapat pula ubun-ubun kecil terletak melingtang baik kanan maupun kiri dan ini adalah posisi yang tidak normal atau malposisi.
b.  Presentasi puncak kepala : Kepala dalam defleksi ringan dengan penunjuk ubun-ubun besar.
c.   Presentasi dahi : kepala dalam defleksi sedang dengan penunjuk dahi/frontum.
d.   Presentasi muka : kepala dalam defleksi maksimal dengan menunjuk dagu /mentum.
2.  Presentasi bokong ( 3,6 % )dengan penunjuk sacrum. Presentasi bokong terdiri atas:
a.  Presentasi bokong sempurna dimana kedua tungkai berada disamping bokong.
b.  Presentasi bokong murni ( frank breech presentation ) : kedua tungkai lurus ke atas,  .  Presentasi bokong kaki : tungkai terlipat pada lipat paha dan lekuk lutut,  Presentasi bokong kaki sempurna  : terbawah dua kaki,  Presentasi bokong kaki tidak sempurna : terbawah 1 kaki
c.  presentasi kaki: kaki turun kebawah lebih rendah dari bokong ,  Presentasi kaki sempurna : terbawah 2 kaki,  Presentasi kaki tidak sempurna : terbawah 1 kaki
d.  Presentasi lutut : lutut turun kebawah lebih rendah dari bokong,  Presentasi lutut sempurna : terbawah 2 lutut,  Presentasi lutut tidak sempurna : terbawah 1 lutut.
3.  Presentasi bahu (0,4 % ),  Dengan petunjuk akromion atau scapula



Pada kehamiolan sekitar 30 minggu , 25%janin berada pada presentasi sungsang. Setelah kehamilan 32 minggu, janin normal akan berada pada presentasi kepala


F.  Posisi
            Posisi merupakan indikator untuk menentukan arah bagian bawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan, atau belakang terhadap sumbu ibu (meternal – pelvis)
Posisi pada periksa luar dengan palpasi, ditentukan dengan menentukan letak punggung janin terhadap dinding perut ibu, sedangkan pada pemeriksaan dalam posisi ditentukan dengan menentukan kedudukan salah satu bagian janin yang terendah terhadap jalan lahir, bagian yang terendah tadi disebut penunjuk. Penunjuk itu dinyatakan denganbagian kiri atau kanan ibu. Bagian terendah dapat ubun-ubun kecil untuk presentasibelakang kepala, ubun-ubun besar untuk presentasi uncak kepala, dahi untuk presentasidahi, dagu untuk resentasi muka, sakrum untuk presentasi bokong danakromion/skapula untuk presentasi bahu (letak lintang). Macam-macam posisi:
                                                                                             
            a.   Posisi presentasi belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun kecil (UUK): UUK
kiri depan, UUK kiri lintang, UUK kiri belakang, UUK kanan depan, UUK kanan lintang,dan UUK kanan belakang.
b.   Posisi pada presentasi muka dengan petunjuk dagu atau mentum: dagu kiri
depan,dagu kanan depan, dagu kanan belakang.
c.     Posisi pada presentasi bokong dengan petunjuk sakrum: sakrum kiri belakang,sakrum kanan belakang, sakrum kanan depan

G.  Letak
            Letak (situs)Hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu. Misalnya letak memanjang atau membujur adalah sumbu panjang janin sesuai dengan sumbu panjang ibu, dapat pada letak kepala atau letak bokong. Letak melintang adalah sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu. Letak miring adalah sumbu panjang janin miring terhadap sumbu panjang ibu. Adapun letak – letak janin dalam rahim antara lain :
a.       Letak memanjang jika sumbu fetus searah/sejajar sumbu jalan lahir
b.      Letak melintang jika sumbu fetus tegak lurus sumbu jalan lahir
c.       Letak oblik jika sumbu fetus dalam sudut tertentu dengan sumbu jalan lahir (transient)

H. Keadaan Ibu dan Janin

MINGGU 13
Memasuki trimester kedua plasenta berkembang sempurna untuk menyediakan oksigen, nutrisi dan pembuangan limbah bayi.   Kondisi Ibu: Letih dan mual yang kerap terjadi pada ibu mulai mereda dan ibu merasa lebih berenergi. Munculnya linea atau garis gelap memanjang di sekitar perut mulai dari daerah sekitar kelamin hinga pusar karena meregangnya kulit. Begitu juga pada bagian leher yang mulai terlihat berwarna hitam semu.
Kondisi bayi: Pada minggu ketigabelas jaringan dan organ yang sudah terbentuk dalam tubuh bayi tumbuh pesat dan mengalami pematangan. Jarinya yang unik telah teridentifikasi dengan baik. Kelopak mata, alis, bulu mata dan kuku sudah terbentuk. Gigi dan tulang menjadi lebih padat. Bayi sudah bisa menghisap jempol, menguap, meregang dan membuat wajah di dalam kandungan. Jika ibu menekan perut dengan perlahan dan ia merasakannya, bayi akan menunjukkan refleks dan bergerak seolah-olah seperti mencari puting susu. Jika kandungan ibu perempuan, ia sekarang mempunyai hampir 2 juta telur dalam indung telurnya, tetapi pada saat lahir jumlah ini akan berkurang menjadi sekitar satu juta.
MINGGU 14
Setelah tiga bulan pembuahan, alat kelamin bayi sudah dapat dideteksi melalui USG apakah laki-laki atau perempuan. Denyut jantung bayi mulai berdetak kuat hampir dua kali lebih cepat dari sang ibu.
Kondisi Ibu: Perut ibu sudah terlihat membesar dan payudara juga semakin membesar dengan daerah puting susu yang cenderung lebih gelap dan kolostrum sudah dihasilkan,  Kondisi bayi: Pada minggu ini badannya membesar lebih cepat dari kepala. Kulitnya yang halus setipis kertas itu menutupi badannya dengan lanugo (rambut yang sangat halus biasanya menghilang sebelum lahir). Walaupun alis mata dan rambut halus di kepala sudah tumbuh, tekstur dan warnanya bisa berubah sebelum bayi lahir.
MINGGU 15
Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Akan tetapi kelopak matanya masih tertutup.
Kondisi Ibu: Ibu merasakan seperti basah pada daerah vaginanya. Meskipun begitu, ibu merasa lebih riang dan bersemangat dibandingkan dengan tiga bulan pertama setelah gejala awal kehamilan sudah terlewati.
Kondisi bayi: Tulang dan sumsum di dalam sistem kerangka terus berkembang. Bayi sudah mulai mendengarkan ibu, mendengarkan denyut jantung ibu, suara perut dan juga suara ibu. Ukurannya janin pada akhir minggu ini 15,24 cm dan beratnya sekitar 113 gram.
MINGGU 16                      
Bayi merupakan makhluk kecil yang senang bermain. Bayi mungkin telah menjumpai mainan pertamanya (tali pusat) yang akan dengan senang ditarik-tarik dan dipegangnya.
Kondisi Ibu: Mulai mengalami sakit kepala akibat volume darah yang bertambah atau bisa juga akibat stres.
Kondisi bayi: Bayi sudah dapat diketahui jenis kelaminnya. Pada tahap ini bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi melalui plasenta. Tulang dan otot bayi sudah berkembang dan menjadi kuat. Dalam proses pembentukan ini sistem peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi sepenuhnya. Ada perkembangan baru pada minggu ini, bayi mulai sensitif terhadap cahaya atau sinar terang. Gerakan janin juga semakin aktif, mulai menghisap ibu jarinya, menguap, merenggangkan tubuhnya, sudah mampu menelan, kencing dan cegukan.


Dengan bantuan sonicaid, denyut jantung bayi sudah bisa didengar. Mendengarkan denyut jantung bayi membuat Anda tahu bahwa bayi Anda tumbuh dengan baik.
Kondisi Ibu: Berat badan bertambah hingga mencapai 4,5 kg. Seiring rahim ibu yang terus tumbuh, ibu mungkin merasakan denyutan rasa nyeri yang disebabkan peregangan ligamen dalam perut. Akan tetapi, pada tahap kehamilan ini emosi ibu mulai stabil dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Kondisi bayi: Tulan rawan lunak yang akan menjadi rangka tubuh bayi mulai mengeras. Selubung mielin untuk melindungi serabut saraf mulai terbentuk. Rambut mulai tumbuh di kepala bayi dan rambut-rambut halus meliputi bahu dan punggung. Kulit bayi berkembang dan transparan, terlihat merah sebab pembuluh darah masih terlihat jelas. Sidik jari pada jari-jari tangan yang mungil sudah mulai terbentuk.
MINGGU 18
Bayi sudah dapat mendengarkan suara dari luar tubuh ibu. Ia juga akan bergerak atau terkejut bila mendengar kebisingan atau suara keras. Dalam minggu ini bayi bergerak sangat aktif dan mungkin ibu sudah dapat merasakan gerakan menendang, menekuk, meraih, berguling, atau bahkan mengisap ibu jarinya. Jika bayi Anda perempuan, vagina, rahim, dan saluran telurnya sudah terbentuk. Jika bayi laki-laki, alat genitalnya sudah jelas dan bisa dikenali.
Kondisi Ibu: Nafsu makan semakin meningkat seiring bertambahnya berat badan dan perubahan fisik pada ibu. Muncul keluhan seperti mudah lelah, sakit punggung, pegal-pegal dan pinggang atau otot terasa linu.
Kondisi bayi: Pada minggu ini mata bayi sudah berkembang. Ia sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Dadanya kembang kempis seolah-olah bernafas. Hal ini bukan karena ia menghirup udara, tetapi ia sedang menelan cairan amnion. Bayi mulai melakukan gerakan karena sedang mengembangkan dan melatih ototnya yang sudah bisa berkontraksi dan relaks, bayi sudah dapat menendang atau meninju. Disamping itu, hormon estrogen dan progesteron semakin meningkat.
MINGGU 19                                                  
Panjang bayi sekitar 20,5 cm dan beratnya sekitar 240 gram. Ia mulai menelan cairan amnion dan ginjalnya terus menghasilkan air seni.
Kondisi Ibu: Guratan-guratan di perut semakin terlihat jelas, tapi sebaiknya tidak digaruk dan cukup diusap-usap saja. Pada minggu ini mungkin Anda sulit untuk tidur nyenyak sebab mengalami panas di dalam perut atau gangguan pencernaan.
Kondisi bayi: Pekembangan sensoris sudah mencapai puncaknya pada minggu ini. Sel-sel saraf untuk setiap indera perasa, penghirup, pendengaran, penglihatan, dan peraba kini muncul di area-area khusus dalam otak. Tubuh bayi sudah diselimuti vernix caseosa, yang merupakan lapisan lilin yang membalut bayi dan melindungi kulitnya dari luka.
MINGGU 20
Separuh waktu kehamilan telah dilewati. Kini panjangnya sekitar 25,4 cm dan beratnya sekitar 260 gram.
Kondisi Ibu: Ibu akan mendapati bahwa tubuhnya mekar saat ini. Bukan hanya perut saja yang berkembang tetapi berkat meningkatnya kadar pigmen, puting susu ibu menjadi semakin gelap. Ibu juga cenderung mudah merasa pusing saat bangun dari duduk dan muncul rasa sakit di bagian bawah perut.
Kondisi bayi: Dibawah lapisan vernix, kulit bayi mulai membuat lapisan dermis, epirdermis dan subcutaneous. Pigmen kulit pun mulai terlihat jelas. Kuku pada jari tangannya mulai tumbuh. Otot-ototnya semakin kuat bersamaan dengan proses penyempurnaan paru-paru dan sistem pernafasan. Bayi Anda bergerak sekitar 200 kali sehari, tetapi Anda hanya akan merasakan sedikit dari semua gerakan ini.
MINGGU 21
Panjang bayi sekitar 28 cm dan beratnya sekitar 360 gram. Jika Anda berbicara, membaca buku atau menyanyi untuk bayi Anda, dia pasti bisa mendengarnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi baru lahir akan mengisap lebih kencang saat menyusu bila Anda membacakan buku yang sering dia dengar saat masih di dalam rahim
Kondisi Ibu: Bagian lambung mulai terasa hangat karena rahim yang semakin membesar dan mulai mendesak lambung. Adanya perubahan pada kulit dan rambut. Walaupun banyak diantaranya merupakan perubahan positif, bisa timbul gejala yang tidak diinginkan seperti jerawat serta noda di pipi.
Kondisi bayi: Alis dan kelopak mata bayi sudah terbentuk sempurna dan kuku-kuku jarinya sudah menutupi ujung jari. Usus bayi sudah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan menuju usus besar.
MINGGU 22
Indera yang digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari. Wajahnya semakin mirip seperti saat dilahirkan. Antara kepala dan tubuh semakin proporsional.
Kondisi IbuKaki mulai mengalami pembengkakkan dan kram karena mulai  terhambatnya peredaran darah. Kenaikan berat badan yang akan Anda alami mungkin menghantui pikiran dan Anda mungkin menghadapi tantangan mengidam dan selera makan yang lebih baik.
Kondisi bayi: Tubuh bayi mulai memproduksi sel darah putih yang penting untuk melawan penyakit dan infeksi. Bibir bayi menjadi lebih jelas dan matanya sudah terbentuk, walaupun masih kurang pigmen dalam selaput pelanginya sampai beberapa minggu mendatang. Pankreas, yang penting untuk produksi hormon, mulai berkembang. Tanda-tanda awal tumbuhnya gigi mulai muncul di antara barisan gusinya.
MINGGU 23
Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna, jari-jari pun terbentuk sempurna.
Kondisi Ibu: Ibu mengalami peningkatan produksi lendir vagina akibat meningkatnya aliran darah ke bagian tubuh. Buang air lebih sering dari biasanya adalah efek samping lain yang tak diinginkan dari kehamilan.
Kondisi bayi: Pada minggu ini panjang bayi sekitar 30 cm dan beratnya hampir 500 gram. Pembuluh darah dalam paru-parunya mulai berkembang untuk menyiapkan pernapasan dan dia menelan cairan amnion secara teratur, walaupun normalnya dia belum mulai bergerak sampai setelah lahir. Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur sehingga nampak keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan lemak.
MINGGU 24
Pendengaran bayi sudah terbentuk sempurna. Bayi akan bergerak dengan suara musik dari luar.
Kondisi Ibu: Gusi menjadi lebih sensitif, hal ini disebabkan oleh hormon kehamilan yang bisa membuat gusi membengkak dan meradang, yang membuat gusi berdarah, khususnya ketika menggosok atau membersihkan gigi. Pada minggu ini terkadang beberapa ibu mengalami kurang tidur atau tidur yang tak nyenyak.
Kondisi bayi: Saat ini bayi sudah mempunyai bentuk tubuh yang sempurna, otaknya pun tumbuh dengan sangat baik. Ia semakin memenuhi ruang dalam rahim sang ibu. Paru-paru bayi mulai mengambil oksigen meski masih menerima oksigen dari plasenta. Paru-paru mulai menghasilkan surfaktan yang melindungi kantung udara tetap mengembang. Kulitnya tipis dan rapuh tetapi tubuhnya berisi dan memenuhi lebih banyak ruang dalam rahim. Ia juga mulai menyimpan lapisan ‘lemak coklat’ di dada, leher, dan selangkangan yang membantu bayi mempertahankan panas tubuh.
MINGGU 25
Bayi mulai latihan bernafas. Ia menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu banyak, ia akan cegukan.
Kondisi Ibu: Terkadang ibu mengalami kontraksi, meskipun tidak sakit tapi perut akan terasa kaku.
Kondisi bayi: Pendengaran bayi mulai optimal sehingga dapat menanggapi rangsangan seperti suara, rasa sakit dan cahaya. Tulang bayi semakin mengeras dan menjadi lebih kuat. Saluran darah di paru-paru semakin berkembang serta garis di sekitar mulut bayi sudah membentuk dan berfungsi dengan baik. Kini indra penciuman bayi sudah makin membaik karena pada minggu ini bagian hidung bayi sudah mulai berfungsi. Saat ini berat bayi sudah mencapai 650 gram dengan tinggi badan 37 cm.
MINGGU 26
Pada minggu ke-26 bayi sudah mempunyai lemak dibawah kulit yang dapat membantu mengontrol suhu tubuhnya pada saat lahir.
Kondisi Ibu: Ibu mulai merasakan nyeri dan pegal di bagian pinggang dan persendian tulang belakang. Nafas menjadi pendek saat melakukan aktivitas yang agak berat.
Kondisi bayi: Ukuran bayi, apabila diukur dari kepala hingga jari kaki mencapai 35,6-38 cm dan beratnya sekitar 760 gram. Bayi sudah bisa membuka dan mengedipkan matanya seiring dengan terbentuknya retina pada mata bayi. Bayi mulai aktif berubah posisi yang dirasakan juga oleh ibu. Aktivitas otak bayi yang berhubungan dengan pendengaran dan penglihatan bayi sudah berfungsi dengan baik.
MINGGU 27
Bayi terlihat seperti menarik napas, meskipun baru bernapas dalam air dan tidak di udara, ini adalah latihan yang bagus ketika dia lahir.
Kondisi Ibu: Ibu mulai merasakan gerah dan mudah berkeringat karena beban yang dikandungnya semakin besar. Biasanya banyak juga wanita hamil menjadi sedikit anemis karena perubahan normal selama kehamilan
Kondisi bayi: Menjelang trimester ketiga, berat si kecil mencapai 875 gram dan tingginya sekitar 36,6-38 cm. Namun paru-paru, hati, dan sistem kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Meskipun demikian, indra perasa bayi sudah mulai terbentuk. Matanya membuka dan menutup. Saat ia terjaga dari tidurnya pada interval yang teratur bayi sudah pandai mengisap ibu jari. Uniknya sebagian para ahli percaya bahwa si kecil tersayang mulai bermimpi manis menjelang minggu ke-28.
MINGGU 28
Pada masa ini bayi menyelesaikan perkembangan fisiknya. Bayi benar-benar mulai tumbuh dan mengisi ruang yang kosong dalam rahim.
Kondisi Ibu: Naluri keibuan biasanya sudah mulai tumbuh. Kebanyakan dari wanita hamil mengalami kenaikan berat badan sekitar 5 kg pada masa ini. Terkadang terjadi pembengkakan yang tidak hanya pada kaki tetapi juga di tangan.
Kondisi bayi: Pada akhir bulan ketujuh, lemak mulai bertambah dan disimpan pada tubuh bayi. Saat ini bayi bisa memiliki panjang sekitar 38 cm dan berat sekitar 1-1,8 kg. Bayi kini bisa membuka matanya dan akan memalingkan wajah ke arah sumber cahaya terang yang terus menerus. Lapisan lemak semakin berkembang. Rambut halus dan kuku jarinya terus tumbuh. Otak bayi semakin berkembang dan meluas. Kepala pun sudah mengarah ke bawah. Namun paru-parunya belum sempurna. Kendati seperti itu, si kecil kemungkinan besar dapat bertahan hidup saat ia terlahir ke dunia
MINGGU 29
Posisi bayi saat ini mempersiapkan diri seperti posisi lahir dengan kepala mengarah kebawah,  Kondisi Ibu: Ibu mulai merasakan ingin buang air kecil, karena letak janin yang mulai membesar dan mendesak kandung kemih. Beban yang harus dibawa ibu juga semakin besar sehingga membuatnya mudah capek dan lelah.
MINGGU 30
Otak bayi berkembang sangat cepat. Karena ia semakin besar, gerakannya semakin terasa. Ketika ia menendang atau mendorong, Anda dapat melihat kaki atau tangannya bergerak di bawah kulit perut Anda,   Kondisi Ibu: Ligamen di seputar daerah pelvix mulai meregang untuk memudahkan proses kelahiran bayi. Kondisi ini seringkali mengakibatkan sakit punggung.
MINGGU 31
Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, tetapi bayi makin tumbuh besar dan berat badannya akan terus bertambah,  Kondisi Ibu: Tidur nyenyak menjadi semakin sulit di trimester ketiga. Semakin membesarnya perut, maka akan terasa sulit mencari posisi nyaman dan mempertahankannya, dan ibu merasakan tekanan pada kandung kemih.


MINGGU 32
Bayi berada dalam posisi kepala dibawah sampai lahir nanti,  Kondisi Ibu: Beberapa ibu ada yang mengalami sembelit akibat terganggunya proses pencernaan.
MINGGU 33
Pertumbuhan yang pesat terus berlanjut. Pada minggu ini berat bayi sekitar 2-2,7 kg dan panjangnya sekitar 45 cm. Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya.
Kondisi Ibu: Ibu akan mengalami sakit punggung akibat terjadi peregangan otot. Ibu akan semakin merasakan gerakan bayi karena bayi hampir seluruhnya mengisi ruang rahim. Ibu juga merasa tak nyaman akibat gerakannya yang aktif, terutama ketika kakinya di bawah tulang rusuk ibu.
MINGGU 34
Tiga puluh empat minggu bayi sudah berada di pintu rahim, ia sudah terbentuk dengan sempurna. Proposi tubuhnya sesuai dengan yang diharapkan saat lahir nanti. Meskipun demikian, ia masih harus mematangkan beberapa hal dan menambah berat badan badan sebelum benar-benar siap dilahirkan.
Kondisi Ibu: Rahim ibu mengeras dan berkontraksi sebagai persiapan untuk melahirkan. Panggul ibu cenderung melebar dan mungkin terasa sakit, terutama di bagian belakang. Perut meregang sedemikian rupa sehingga pusar ibu menonjol dan meningkatnya pigmentasi pada linea nigra membuatnya semakin jelas terlihat. Beberapa wanita memiliki kadar hemoglobin rendah pada tahap kehamilan ini.
MINGGU 35
Bayi membesar dan sangat sempit dalam rahim sehingga ibu mungkin merasa dia tidak banyak bergerak lagi. Meskipun demikian, ibu bisa mengamati siku, kaki, atau kepalanya menonjol dari perut ketika ia meregang dan menggeliat.
Kondisi Ibu: Banyak wanita mengalami nyeri atau berdenyut pada pinggul, bokong, atau panggul selama minggu-minggu terakhir kehamilan. Ibu semakin sulit tidur karena mengalami kecemasan yang kadang tidak beralasan.
MINGGU 36
Mulai minggu ini bayi sudah mempunyai ukuran dan kematangan yang siap untuk lahir,  Kondisi Ibu: Ibu mulai merasakan peningkatan tekanan di perut bawah dan merasakan bayi perlahan mulai turun. Frekuensi buang air kecil akan semakin meningkat, karena bayi semakin mendesak kandung kemih.

MINGGU 37
Bayi terus berlatih untuk menggerakkan paru-parunya, sebab bayi akan bernapas setelah dilahirkan,  Kondisi Ibu: Kulit dibagian perut akan semakin gatal, tapi sebaiknya jangan digaruk dan cukup diusap dengan baby oil atau lotion.
MINGGU 38
Refleks bayi sudah terkoordinasi. Bayi sudah dapat membedakan antara terang dan gelap,  Kondisi Ibu: Kontraksi akan semakin sering dirasakan oleh ibu.
MINGGU 39
Minggu ini adalah saat menunggu kehadiran sang bayi,  Kondisi Ibu: Dalam minggu-minggu terakhir ini mungkin ibu merasa sangat besar dan tidak nyaman.
MINGGU 40
Proses pembentukan telah berakhir dan bayi tengah menanti untuk dilahirkan,  Kondisi Ibu: Dengan postur tubuh ibu yang besar pada minggu ini, ibu akan mengimbangi beban tambahan di bagian depan dengan mencondongkan tubuh ke belakang. Pusat gravitasi telah bergeser, sehingga ibu cenderung akan membentur atau menjatuhkan benda-benda. Ibu semakin sulit tidur nyenyak di malam hari, karena perut yang besar membuat semakin tidak nyaman.

I.  DIAGNOSA KEHAMILAN
Pengkajian Data Pada Ibu Hamil
A. Biodata
- Identitas suami
- Identitas Istri
B. Data Biologis/Fisiologis
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Keluhan Utama
Beberapa ketentuan penentuan diagnose
1.        Diagnosa ditentukan berdasarkan analisa / iterpretasi data
2.        Diagnosa harus didukung oleh data subyek  (DS) dan obyektif  (DO) yang tepat
3.        Setiap data baik subyek dan obyektif harus diinterpretasikan
4.        Interpretasi dapat dilakukan pada setiap data, tetapi dapat pula digabungkan dari beberapa data

\
1.        Diagnosa: G....P....A.....
  DS :
a)                  Amenorhoe – HPHT
b)                  Mual – muntah gejala hamil muda lainnya
c)                  Pergerakan janin pertama kali
d)                 Ibu mengatakan ini hamil yang ke …
DO :
a)      Pembesaran perut
b)      Hiperpigmentasi areola mammae
c)      Striae gravidarum – livid – alba – linea nigra
d)     Leopold I – III / IV
e)      Djj
f)       Hasil USG – hasil konsepsi – kantong kehamilan – embrio
g)       Tampak kerangka janin - Rontgen
Catatan:
     Jika belum ada data obyektif  atau  jika belum ada tanda pasti hami, maka diagnosa kehamilan yang bisa ditegakkan adalah dugaan hamil
  Diagnosa gravid digabungkan dengan diagnosa multi/primi

2.        Diagnosa: Gestasi usia kehamilan
DS :
a)                  HPHT
b)                  Ibu mengatakan usia kehamilannya …. Bulan
c)                  Pergerakan janin pertama kali
  DO :
a)                  Inspeksi pembesaran perut
b)                  Tfu- Leopold I – jari – cm, dapat dilengkap dengan L II-IV
c)                  USG
d)                    Usia kehamilan dapat dihitung berdasarkan :
  i.                  Tfu baik jari maupun cm ( > 24 minggu )
   ii.               HPHT
 iii.               Pergerakan janin pertama kali


3.        Diagnosa: Situs memanjang/melintang
DS :
Ibu mengatakan peregerakan janin lebih sering pada sisi kanan / kiri perut
  DO :
a)                  Leopold I I – III
b)                  Djj
c)                  Leopold dapat menunjukkan situs memanjang atau melintang
d)                  Interpretasi data: sumbu panjang janin, memanjang terhadap sumbu panjang ibu

4.        Diagnosa: Tunggal
  DS :
 Ibu mengatakan pergerakan janin lebih sering pada sisi kanan / kiri perut
DO :
a)                        Leopold I – III
b)                        Djj
c)                        Jumlah bagian terbesar dari janin serta jumlah titik djj dapat menunjukkan jumlah janin
Sebagai contoh, Jika L I; Tfu, .....jari, ...... cm, bokong dan kepala, L II, punggung kanan dan punggung kiri atau dapat juga kepala di kiri dan punggung di kanan, L III, kepala (dapat kepala saja, atau terana bokong sj.
Data ini jika diinterpretasikan, menjadi: terana 4 bagian besar yaitu 1 bokong, dua punggung, dan 2 kepala, menunjukkan janin ganda.

5.        Diagnosa: Hidup
DS :
a)            Ibu mengatakan usia kehamilan …. bulan
b)            Ibu mengatakan pergerakan janin lebih sering pada sisi kanan / kiri perut
DO :
a)                  Tampak pergerakan janin
b)                  Teraba pergerakan janin
c)                  Leopold I – III
d)                 Djj
e)                  Hasil USG

Catatan:
1)   Janin didalam dapat dipastikan hidup berdasarkan data adanya pergerakan janin baik subyek (ibu) maupun obyektif (pemeriksa)
2)   Adanya djj serta USG dapat dipastikan janin hidup
3)   Jika djj sudah ada, USG hanya jika ada indikasi lain

6.        Diagnosa: Intra uterin
DS :
a)                  Ibu mengatakan usia kehamilan …. bulan
b)                  Ibu mengatakan pergerakan janin lebih sering pada sisi kanan / kiri perut
c)                  Ibu mengatakan ada tidak pernah merasakan nyeri perut
DO :
a)                  Leopold I – III
b)                  Djj
Catatan: Ekstrauterin akan menimbulkan nyeri yang berlebihan serta akan menimbulkan abortus pada usia kehamilan muda kecuali kehamilan abdomen
7.        Diagnosa: Keadaan janin baik
DS :
a)      Ibu mengatakan pergerakan janin lebih sering pada sisi kanan / kiri perut
b)      Ibu mengatakan pergerakan janin …. Kali / sehari
DO :
a)      Djj
b)      Pergerakan janin dan jumlah djj (normal/tidak) menunjukkan keadaan janin baik/tidak

8.        Diagnosa: keadaan ibu baik
DS :
      Keluhan-keluhan yang menyertai …..
     DO :
a)            TTV
b)            Indikator keadaan ibu baik / tidak adalah TTV (normal / tidak)




9.        Diagnosa: Belum inpartu
     DS
a)                  Ibu mengatakan Umur kehamilan … bulan
b)                  Ibu mengatakan belum ada pelepasan (air, lendir, lendir bercampur darah)
DO
a)                  Leopold I – IV
b)                  Diagnosa inpartu atau belum seharusnya hanya ditegakkan jika usia kehamilan ibu  mencapai usia aterm. Jadi sebelum 37 minggu sebaiknya diagnosa ini belum diangkat.
Catatan:
Beberapa bahasa interpretasi data
a)                  Peningkatan estrogen dan progesteron pada kehamilan menekan FSH sehingga tidak ada pematangan sel telur dan tidak ada menstruasi
b)                  Peningkatan estrogen dan progesteron menyebabkan terjadi perubahan pada sist gastrointestinal termasuk lambung berupa peningkatan asam lambung …..
c)                  Pergerakan janin adalah tanda mungkin adanya janin didalam perut ibu meski secara subyektif
d)                 Striae alba menunjukkan bahwa pernah terjadi peregangan abdomen sebelumnya
e)                  Perubahan kulit hiperpigmentasi ----- peningkatan estrogen dan progesteron
f)                   Terabanya bagian-bagian janin, merupakan tanda pasti hamil
g)                  Terabanya bagian-bagian janin dipastikan bu hamil
h)                  Terabanya bagian-bagian janin dan terdengarnya djj, dipastikan ibu hamil
i)                    Adanya kantong kehamilan, berdasarkan USG, dipastikan ibu hamil


DAFTAR  PUSTAKA

Evelyn C. Pearce.2002. Anatomi Dan Fisiologi. Gramedia. Jakarta.
Febrina OK. Menentukan Usia Kehamilan. http://bidanshop.blogspot.com.27 november 2012
Prawirohardjo, sarwono.2009.Ilmu Kebidanan. P.T Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta










         
         


         





14T ANC

Ante Natal Care (ANC)/Asuhan kebidanan mencakup beberapa pemeriksaan yang terangkum dalam 14 T:

1) Ukur Berat badan dan Tinggi Badan (T1). Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari Trimester I sampai Trimester III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai Trimester II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.

2) Ukur Tekanan Darah (T2). Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya kemungkinan preeklampsi yang dapat membayakan proses kehamilan dan persalinan bila tidak ditangani.

3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3). Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc Donald, yakni dengan perabaan, adalah untuk menentukan umur kehamilan (UK) berdasarkan minggu dan hasilnya bisa dibandingkan dengan hasil wawancara mengenai hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT.

4) Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)

5) Pemberian Imunisasi TT (T5) Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.

6) Pemeriksaan Hb (T6). Pemeriksaan Hb pada ibu hamil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb <11 gr%. Bila seorang ibu hamil dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg zat besi dan 0,5 mg Asam Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.

7) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab) (T7). Pemeriksaan dilakukan pada saat ibu hamil datang pertama kali dengan cara diambil spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. Apabila hasil tes positif, maka dilakukan pengobatan dan rujukan.

8) Pemeriksaan kadar protein dalam urin (T8). Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah pada urin mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala preeklampsi.

9) Pemeriksaan Urine Reduksi (T9) untuk ibu hamil dengan riwayat kencing manis (Diabetes Melitus). Bila hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Gestasional (kencing manis pada kehamilan).

10) Perawatan Payudara (T10). Caranya dengan senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil, yang dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 minggu.

11) Senam Hamil (T11)

12) Pemberian Obat Malaria (T12). Obat ini perlu diberikan kepada ibu hamil yang merupakan pendatang dari daerah yang endemis malaria maupun ibu hamil yang tinggal di daerah yang endemis malaria. Selain itu juga kepada ibu hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah yang positif.

13) Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13). Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap tumbuh kembang.

14) Temu wicara/konseling dengan bidan atau dokter kandungan anda (T14)

Bagi Anda yang tinggal di tempat yang tak bisa memenuhi pelayanan akan 14T, maka setidaknya seorang ibu hamil mendapatkan pelayanan minimal yang mencakup 7T. Tanyakan pada layanan kesehatan terdekat Anda untuk kehamilan yang sehat.

Tanda tanda kehamilan dan pemeriksaan diagnostik kehamilan

TANDA-TANDA KEHAMILAN DAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KEHAMILAN

1.      Tanda-Tanda Kehamilan
a.       Tanda Pasti Kehamilan
1)      Terdengar denyut jantung janin (DJJ);
2)      Terasa gerakan janin;
3)      Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran embrio;
4)      Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu).
b.      Tanda Tidak Pasti Hamil
1)      Rahim membesar;
2)      Tanda Hegar;
3)      Tanda Chadwick, yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina, dan vulva;
4)      Tanda Piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menonjol jelas kea rah pembesaran tersebut;
5)      Braxton Hicks, bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan mudah berkontraksi;
6)      Basal Metabolism Rate (BMR) meningkat;
7)      Ballotement positif, jika dilakukan pemeriksaan palpasi diperut ibu dengan cara menggoyang-goyangkan salah satu sisi, maka terasa “pantulan” di sisi lain;
8)      Tes Urine kehamilan positif (tes HCG), tes urine dilakukan minimal setelah 1 minggu terjadi pembuahan. Tujuan dari pemeriksan ini adalah mengetahui kadar hormone gonadotropin dalam urin. Kadar yang melebihi ambang normal, mengindikasikan bahwa wanita mengalami kehamilan.
c.       Tanda Dugaan Hamil
1)      Amenore/tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid);
2)      Nausea, anoreksia, emesis, dan hipersalivasi;
3)      Pusing;
4)      Sering buang air kecil/miksing;
5)      Obstipasi;
6)      Hiperpigmentasi, striae, cloasma, linea nigra;
7)      Varises;
8)      Payudara menegang;
9)      Perubahan perasaan;
10)  BB bertambah.

2.      Diagnosis Banding
a.       Pseudosiesis (kehamilan palsu);
b.      Kistoma ovary;
c.       Mioma uteri;
d.      Retensi urine (bendungan kandung kemih);
e.       Menopause/amenore sekunder;

3.      Pertimbangan Untuk Menegakkan Diagnosis
a.      Hamil atau Tidak Hamil
1)      Tanda pasti hamil;
2)      Tanda tidak pasti hamil;
3)      Tanda dugaan hamil.
b.      Primigravida (Nulipara) atau Multigravida (Multipara)
Terdapat perbedaan dalam perawatan kehamilan sampai dengan pertolongan persalinan antara primigravida dan multigravida. Dalam proses pengkajian, bidan perlu mencocokkan hasil anamnesis dengan pemeriksaan fisik agar data sebagai dasar pertimbangan valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
No
Nulipara
Multipara
1
Perut tegang.
Perut longgar, perut menggantung, banyak striae.
2
Perut menonjol.
Tidak begitu menonjol.
3
Rahim tegang.
Agak lunak.
4
Labia mayora tampak bersatu.
Labia mayora terbuka.
5
Hymen koyak pada beberapa tempat.
Karunkula himenalis.
6
Payudara tegang.
Kurang tegang dan tergantung, ada striae.
7
Vagina sempit dan rugae yang utuh.
Lebih lebar, rugae kurang menonjol.
8
Serviks licin, bulat dan tidak dapat dilalui oleh satu jari.
Bisa terbuka satu jari, kadang ada bekas robekan persalinan yang lalu.
9
Perineum utuh dan baik.
Ada bekas robekan/episiotomy.
10
Pembukaan serviks, diawali dengan mendatarnya serviks setelah itu membuka, pembukaan 1-2 cm.
Serviks mendatar sekaligus membuka, pembukaan 2cm dalam 1 jam.
11
Bagian terbawah janin turun 4-6 minggu sebelum persalinan.
Biasanya tidak terfiksasi pada PAP sampai persalinan dimulai.
c.       Tuanya Kehamilan
a.       Amenore;
b.      TFU;
c.       Mulai merasakan pergerakan;
d.      Mulai terdengar DJJ;
e.       Masuknya kepala kedalam panggul.

d.      Janin Hidup atau Mati
Dalam menegakkan diagnosis janin dalam keadaan hidup atau mati, ada beberapa hal yang dapat kita jadikan sebagai dasar, seperti dalam table berikut ini:
Perbedaan ciri-ciri janin hidup dan mati
No
Janin Hidup
Janin Mati
1
DJJ terdengar.
DJJ tidak terdengar.
2
Rahim membesar seiring dengan bertambahnya TFU.
Rahim tidak membesar.
3

Palpasi tidak jelas.
4

·      Ibu tidak mersakan gerakan janin;
·      Pada pemeriksaan rontgen terdapat tanda spalding (tulang tengkorak tumpah tindih), tulang punggung melengkung, ada gelembung gas dalam janin;
·      Reaksi biologis akan muncul setelah 10 hari janin mati.

e.       Janin Tunggal atau Kembar
Selain kesejahteraan janin, banyaknya janin dalam uterus juga harus dipastikan agar dapat diprediksi gambaran persalinan yang akan dilalui. Untuk memastikan janin tunggal atau ganda dapat dibedakan dari beberapa hal, seperti dalam table berikut ini:
No
Janin tunggal
Janin Kembar
1
Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan.
Pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan.
2
Teraba 2 bagian besar.
Teraba 3 bagian besar.
3
Teraba bagian-bagian kecil hanya di satu pihak (kiri/kanan)
Meraba banyak bagian-bagian kecil.
4
DJJ terdengar hanya di satu tempat.
Terdengar 2 DJJ pada 2 tempat dengan perbedaan 10 denyutan/lebih.
5
Rontgen hanya tampak 1 kerangka janin
Rontgen tampak 2 kerangka janin

f.       Postur Janin dalam Rahim
1)      Situs/letak
Letak janin adalah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang Ibu, misalnya memanjang atau melintang.
Jenis-jenis letak janin dalam rahim adalah sebagai berikut:
a)      Letak membujur (longitudinal)
i.      Letak fleksi atau letak belakang kepala;
ii.    Letak dahi;
iii.  Letak muka.
b)      Letak sungsang/bokong
i.      Letak bokong sempurna (complete breech);
ii.    Letak bokong (frank breech);
iii.  Letak bokong tidak sempurna (incomplete breech).
c)      Letak lintang (transversal)
d)     Letak miring (oblik)
2)      Sikap (habitus)
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin terhadap sumbunya, khususnya terhadap tulang punggungnya, misalnya fleksi atau defleksi. Umumnya janin dalam keadaan fleksi dimana kepala, tulang punggung dan kaki dalam keadaan fleksi serta kedua lengan bersilang di dada.
3)      Posisi (position)
Dipakai untuk menetapkan apakah bagian janin yang ada di bagian bawah uterus berada di sebelah kanan, kiri, belakang atau depan terhadap sumbu tubuh ibu (ubun-ubun kecil kiri depan).
4)      Presentasi (presentation)
Digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada dibagian uterus, seperti presentasi kepala/bokong.
g.      Janin Intrauteri atau Ekstrauteri
Kepastian janin berada di luar atau di dalam uteri sangat diperlukan. Ini berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan karena menyangkut kondisi kegawatdaruratan. Meskipun diagnosis ini sebenarnya sangat mudah untuk ditegakkan, namun tidak ada salahnya jika kembali kita cermati perbedaannya :
No
Intrauteri
Ekstrauteri
1
Ibu tidak merasakan nyeri jika ada pergerakan janin.
Pergerakan janin dirasa nyeri sekali.
2
Janin tidak begitu mudah diraba.
Janin lebih mudah diraba.
3
Ada kemajuan persalinan(pembukaan, kontraksi uterus, penurunan kepala)
Tidak ada kemajuan persalinan.

h.      Keadaan Jalan Lahir
1)      Adanya tanda Chadwick;
2)      Adanya tanda Hegar;
3)      Tidak adanya kemungkinan panggul sempit (melalui pemeriksaan panggul).
4.      Pemeriksaan Diagnostik Kebidanan
      a. Tes urine kehamilan (Tes HCG)
1)      Dilaksanakan seawall mungkin begitu diketahui amenore;
2)      Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi.
             b. Palpasi abdomen
            Menggunakan cara Leopold dengan langkah sebagai berikut :


1)      Leopold I
Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus. Caranya :
a)      Pemeriksa mengahdap pasien;
b)      Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri;
c)      Meraba bagian apa yang ada difundus. Jika teraba bulat melenting, mudah digerakkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bulat, besar, lunak, tidak melenting maka itu bokong.
2)      Leopold II
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan dan kiri. Caranya :
a)      Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu.
b)      Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri kea rah kanan;
c)      Raba perut kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan bagian apa yang ada di sebelah kanan (jika teraba benda yang rata, punggung bayi, namun jika teraba bagian-bagian yang kecil dan menonjol, maka itu adalah bagian kecil janin).
3)      Leopold III
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah uterus. Caranya :
a)      Tangan kiri menahan fundus uteri;
b)      Tangan kanan meraba bagian yang ada dibagian bawah uterus. Jika teraba bagian bulat, melenting, keras dan dapat digoyangkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak dan sulita digerakkan, maka ini adalah bokong. Jika dibagian bawah tidak ditemukan kedua bagian seperti di atas, maka pertimbangkan apakah janin dalam keadaan melintang.
c)      Pada letak sungsang dapat dirasakan ketika tangan kanan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin, terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan).
4)      Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibwah dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum. Caranya :
a)      Pemeriksa menghadap kaki pasien;
b)      Kedua tangan meraba bagian janin yang berada di bawah;
c)      Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang berlawanan dibagian bawah;
d)     Jika kedua tangan konvergen(dapat saling bertemu) berarti kepala sudah masuk panggul;
e)      Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah masuk panggul.
               c. Pemeriksaan USG
1)      Dilaksanakan sebagai salah satu diagnosis pasti kehamilan;
2)      Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan kantong kehamilan.
              d. Pemeriksaan Rontgen
1)      Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakan diagnosis pasti kehamilan;
2)      Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak dan tulang belakang.

Sumber: Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Salemba Medika: Jakarta.
 Deviantitandiallosstblogspot.com

pengkajian fetal


MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Tujuan utama pemantauan kesehatan janin adalah guna mengenal sedini mungkin kapan waktu yang tepat untuk terminasi kehamilan, sehingga bayi bisa bertahan hidup lebih baik dibandingkan bila tetap berada dalam kandungan.
Teknik-teknik pengkajian kesejahteraan janin, diantaranya:
1.      Teknologi canggih: biasanya di kota-kota besar atau RS yaitu, Ultrasonografi (USG), Kardiotokografi (CTG), Amnioskopi, Amniosentesis, dll.
2.      Teknik sederhana: pengamatan pertumbuhan uterus, auskultasi denyutjantung janin(DJJ), dan pengamatan pergerakan janin.
3.      Pada dasarnya tidak ada satupun jenis pemeriksaan yang lebih unggul. Tetapi, bila beberapa hasil pemeriksaan digabungkan, ketetapan penilaian kesejahteraan janin diharapkan mendekati keadaan yang sebenarnya.

Trimester I
Pemeriksaan dilakukan sampai usia kehamilan 13 minggu.
Informasi yang dikumpulkan meliputi riwayat kesehatan dan pengkajian fisik ibu.
a.       Auskultasi DJJ
Dapat digunakan alat ultrasound stethoscope / Doppler. Djj biisa terdengar dengan alat ini antara usia kehamilan 10-12 minggu. Normal frekuensi DJJ adalah 120-160x/menit dan harus dibedakan dengan denyut nadi ibu.
b.      Ultrasonografi (USG)
Adalah suatu pemeriksaan yang menggunakan gelombang ultrasonik untuk mendapatkan gambaran dari janin, palsenta, dan uterus.

Secara umum USG digunakan untuk menilai:
1.      Taksiran usia kehamilan
2.      Lokasi plasenta
3.      Pengawasan pertumbuhan dan pergerakan janin
4.      Deteksi kehamilan ganda
5.      Identifikasi kelainan bawaan
6.      Menilai keadaan/ukuran panggul dalam
Selama trimester I, USG dapat digunakan untuk:
1.      Mengkaji usia kehamilan
2.      Mengevaluasi diagnosis pendarahan pervaginam
3.      Memastikan dugaan kehamilan kembar
4.      Mengevaluasi pertumbuhan janin
5.      Mengevaluasi massa pelvic
Kandung kemih yang penuh akan meningkatkan kepekaan ultrasonik, terutama pada usia kehamilan 20 minggu atau kurang. Kandung kemih yang penuh akan dapat mengangkat uterus keluar dari rongga panggul, sehingga didapatkan gambar yang baik. Selama pemeriksaan pasien telentang selama + 30 menit. Jeli akan dioleskan disekeliling permukaan kulit perut sebagai media konduktif bagi ultrasound, disamping untuk mengurangi gesekan dari tranduser selama digerak-gerakkan di permukaan kulit.

Trimester II
Pengukuran TFU dapat dilakukan dengan:
Menggunakan meteran, menurut Mc. Donalds.
Dianggap akurat bila dilakukan setelah usia kehamilan 20 minggu. TFU dinyatakan dengan centimeter (cm). Bila usia kehamilan dibawah 20 minggu, digunakan dengan cara palpasi Leopolmd I. Cara pengukuran TFU dengan cm bisa pula membantu pengukuran perkiraan berat janin.

Bila TFU lebih besar dari usia kehamilan, bisa berarti:
·         Kehamilan ganda
·         Polihidramnion
·         Makrosomia janin
·         Mola hydatidosa
Bila TFU lebih kecil dari usia kehamilan, kemungkinan terdapat:
·         Gangguan pertumbuhan janin
·         Kelainan bawaan
·         Oligohydramnio
Selama kehamilan trimester II, pengkajian DJJ dilakukan dengan stethoscope monocular / stethoscope Leanec.
Teknik pemeriksaan:
1.      Tentukan letak atau posisi janin menggunakan teknik palpasi menurut Leopold II dan Leopold III
2.      Tempelkan stethoscope pada lokasi dimana diperkirakan terletak punggung atau dada janin
3.      Bedakan DJJ dan denyut nadi ibu dengan cara meraba nadi di pergelangan tangan ibu.
4.      Hitung DJJ, kemudian jumlahkan dan dikalikan 4, didapatkan frekuensi DJJ per menit.
Pada primigravida, gerak janin dirasakan pertama kalioleh ibu pada usia kehamilan 18-20 minggu, sedangkan pada multigravida dapat dirasakan lebih awal, yaitu usia 16 minggu.
USG digunakan selama kehamilan trimester II untuk:
1.      Mengkaji usia kehamilan
2.      Mendiagnosis kehamilan ganda
3.      Mengkaji pertumbuhan janin
4.      Mengidentifikasi struktur abnormal janin
5.      Mengkaji lokasi plasenta


Trimester III
Sebaiknya ibu hamil mengamati gerak janin setiap hari setelah usia kehamilan 28 minggu dengan cara setiap hari ibu diminta untuk berbaring miring dan meraba perutnya untuk merasakan gerakan janin. Hitung berapa gerakan yang terjadi.
Pada umumnya 10 gerakan terjadi dalam jangka waktu 20 menit hingga 2 jam. Bila melebihi jangka waktu 3 jam, maka harus dicatat dan diadakan pengawasan lebih cermat terhadap DJJ.
Informasi yang diberikan kepada ibu hamil:
a.       Pergerakan janin akan bertambah setelah makan
b.      Pergerakan ibu dapat membuat pergerakan janin lebih aktif
c.       Janin yang normal akan tidur selama kurang lebih 20 menit
d.      Selama 2-3 minggu sebelum lahir, aktivitas normal janin berkurang
Selama trimester III, USG digunakan untuk mengetahui posisi janin dan taksiran ukuran atau berat janin. Lingkar perut dan panjang femur merupakan patokan dalam menaksir berat janin dan interval pertumbuhan.
Mengidentifikasi kunjungan unuk kebutuhan dasar
·         Kunjungan ini dimaksudkan guna memenuhi kebutuhan pasien untuk belajar mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kehamilannya.
·         Bidan harus aktif dalam mengajukan pertanyaan, yang akan menggiring pada kesimpulan mengenai apa yang harus disampaikan kepada pasien, sehingga penyuluhan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan klien
B.       Rumusan Masalah
1.            Bagaimana langkah-langkah pengkajian fetal pada kehamilan ?
2.            Bagaimana cara menentukan diagnosa kehamilan ?
C.      Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui langkah-langkah pengkajian fetal pada kehamilan
2.      Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan diagnosa pada kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengkajian Fetal
1.         Gerakan Janin
1.      Pengertian
Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin, dimana gerakan janin yang mengikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan ini dirasakan. Data sedikitnya 10 gerakan per hari dianggap lazim.
Perhitungan gerakan janin harus dimulai pada usia kehamilan 34-36 minggu bagi wanita yang beresiko rendah mengalami insufisiensi uteroplasenta. Sedangkan bagi wanita yang faktor resikonya telah diidentifikasi, perhitungan gerakan janin dilakukan pada usia kehamilan 28 minggu. Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18 minggu sedangkan pada multigravida pada kehamilan 18 minggu. Gerakan janin kadang-kadang pada kehamilan 20 minggu dapat diraba secara objektif oleh pemeriksanya, ballottement dalam uterus dapat diraba pada kehamilan yang lebih tua. Gerakan janin normal yaitu sekelompok atau beberapa kelompok aktivitas tungkai dan tubuh janin yang menunjukkan normalitas.
2.      Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin
-        Kapan gerakan muncul
-        Usia kandungan
-        Kadar glukosa
-        Stimulus suara
-        Penggunaan obat-obatan & kebiasaan merokok
-        Asidemia
-        Polihidramnion
-        Oligohidramnion
3.      Cara Menghitung Gerakan Janin
Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting. Klien sering melaporkan penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode waktu tertentu dan juga tidak terlalu  perhatian terhadap hal ini. Anjurkan klien untuk fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam, terutama saat ia sedang beristirahat, dalam kondisi gizi baik, dan asupan cairan cukup. Apabila klien mampu membaca dan memahami prosedur grafik dasar, maka dapat menggunakan metode  menghitung sampai 10 :
1)      Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari
2)      Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari.
3)      Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam
4)      Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam, jika dibutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam, maka hubungi bidan.
Kelebihan metode ini yaitu : mudah digunakan, singkat dan mudah diinterpretasi.
4.      Peran Bidan
Hal terpenting dalam pemeriksaan ini adalah para ibu hamil mewaspadai bahwa pola gerakan janin yang konsisten merupakan hal yang penting. Bidan berperan dalam penyampaian informasi dan konseling terhadap klien. Informasi mengenai cara memeriksa gerakan janin serta manfaatnya adalah hal yang penting untuk klien ketahui. Oleh karena itu, klien harus melaporkan bila terjadi penurunan atau bahkan gerakan janin berhenti. Informasi yang disampaikan harus jelas, yakni bahwa gerakan janin dan laporan yang klien buat sangat penting. Hal ini dapat memberdayakan  ibu hamiluntuk bertanggung jawab terhadap pengawasan janin mereka sendiri.
Apabila klien merasakan penurunan atau gerakan janin berhenti, maka bidan harus melakukan rujukan untuk diadakan tes lebih lanjut seperti tes nonstres (nst).
2.         Denyut Jantung Janin
1.      Pengertian
Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata saat wanita tidak sedang bersalin, atau diukur di antara dua kontraksi. Bunyi denyut jantung janin seperti bunyi detik jam dibawah bantal. Dengan alat fetal electro cardiograph denyut jantung janin dapat dicatat pada kehamilan 12 minggu. Dapat di dengarkan oleh alat yang bernama Leanec dan Doppler.
2.      Cara Mendengarkan Denyut Jantung Janin
a.       Dengan menggunakan stetoskop pinard
a)      Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapat gangguan dari suara lain.
b)      Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian yang tidak perlu diperiksa ditutup untuk menjaga privasi klien,
c)      Alat disediakan. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari pemeriksaan palpasi.
d)     Mencari daerah/tempat dimana kita akan mendengarkan denyut jantung janin. Setelah daerah ditentukan, stetoskop pinard dipakai, bagian yang berlubang luas ditempatkan ke atas tempat/daerah dimana kita akan mendengarkan. Sedangkan bagian yang lubangnya sempit ditempatkan pada telinga kita, letaknya tegak lurus.
e)      Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyut jantung janin. Bila telah terdengar suatu detak, maka untuk memastikan apakah yang terdengar itu bunyi jantung janin, detak ini harus disesuaikan dengan detak nadi ibu. Bila detakan itu sama dengan nadi ibu, yang terdengar bukan jantung janin, tetapi detak aorta abdominalis dari ibu.
f)       Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantung janin, maka dihitung untuk mengetahui teraturnya dan frekuensi denyut jantung janin itu.

b.      Dengan menggunakan doppler
a)      Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat digunakan
b)      Usapkan jelly pada abdomen ibu, tepat pada daerah yang telah ditentukan. Kegunaan jelly adalah sebagai kontak kedap udara antara kulit abdomen dengan permukaan sensor.
c)      Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan, kemudian tekan tombol start untuk mendengarkan denyut jantung janin.
d)     Lakukan penyesuaian volume seperlunya dengan menggunakan tombol pengatur volume.
e)      Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditunjukkan melalui monitor.
f)       frekuensinya 120-160 kali per menit.

3.      Cara Menghitung Denyut Jantung Janin
1.      Menghitung denyut jantung janin yaitu selama satu menit penuh. Hal ini dikarenakan pada setiap detik itu terdapat perbedaan denyut serta membandingkan dengan rentang normal selama satu menit.
2.      Menghitung denyut jantung janin (djj)  dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4. Contohnya :
5 detik
5 detik
5 detik
Kesimpulan
11
12
11
-        4 (11 + 12 +11) = 136/menit. Teratur dan janin baik.
10
14
9
4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak teratur  dan janin asphyxia
8
7
8
4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur dan janin asphyxia.

4.      Hal Yang Dapat Diketahui Dalam Pemeriksaan Denyut Jantung Janin
1.      Dari adanya denyut jantung janin :
-        tanda pasti kehamilan
-        anak hidup
2.      Dari tempat denyut jantung janin terdengar
-        presentasi janin
-        posisi janin (kedudukan punggung)
-        sikap janin
-        adanya janin kembar
3.      Dari sifat denyut jantung janin
-        keadaan janin

5.      Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin
a.       Desir tali pusat
Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara ini terdengar seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin. Suara ini tidak konstan, kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun pada pemeriksaan di lain tidak terdengar.
b.      Desir uterus
Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu. Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus. Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat, hingga pengaliran darah menjadi luas.



c.       Suara akibat gerakan janin
Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janin mendapat reaksi dari luar.
d.      Gerakan usus
Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan melalui usus ibu.

6.      Frekuensi Denyut Jantung
a.       Bradikardi
Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin.
Penyebabnya :
-        hipoksia janin tahap lanjut
-        obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol; anestetik untuk blok epidural, spinal, kaudal, dan pudendal)
-        hipotensi pada ibu
-        kompresi tali pusat yang lama
-        blok jantung kongenital pada janin
b.      Tacikardi
Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin.
Penyebabnya :
-        hipoksia janin dini
-        demam pada ibu
-        obat-obatan parasimpatik (atropin, hidroksizin)
-        obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin, isoksuprin)
-        hipertiroid pada ibu
-        anemia pada janin
-        gagal jantung pada janin
-        aritmia jantung pada janin
c.       Variabilitas
Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama jantung normal. Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25 denyut/menit. Variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut dengan denyut berikutnya. Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik/ gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus permenit.
Penyebab variabilitas meningkat :
-        hipoksia ringan dini
-        stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitas janin, dan aktivitas ibu
Penyebab variabilitas menurun :
-        hipoksia/asidosis
-        depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu
-        prematuritas
-        siklus tidur janin
-        aritmia jantung janin

7.      Frekuensi Denyut Periodik
a.       Akselerasi
Adalah peningkatan sementara denyut jantung janin di atas nilai normal. Akselerasi denyut jantung janin yang timbul saat gerakan janin terjadi merupakan indikasi janin sehat.
Penyebab :
-        gerakan janin spontan
-        pemeriksaan dalam
-        presentasi sungsang
-        tekanan fundus
-        kontraksi rahim
-        palpasi perut

b.      Deselerasi
Adalah penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal. Disebabkan oleh respon parasimpatik, dapat dalam bentuk yang tidak menyenangkan.
Ada empat tipe deselerasi :
a)      deselerasi dini yaitu penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal sejalan kontraksi rahim. Penyebab : kompresi kepala sebagai akibat kontraksi rahim, pemeriksaan dalam, tekanan fundus, pemasangan alat pemantau internal.
b)      deselerasi lambat yaitu penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal pada fase kontraksi. Penyebab : insufisiensi uteruplasenta disebabkan oleh hiperaktivitas atau hipertonisitas rahim, hipontensi supin pada ibu, anastesi spinal atau epidural, plasenta previa, solusio plasenta, gangguan hipertensi, iugr, diabetes mellitus dan amnionitis.
c)      deselerasi variasi yaitu penurunan sementara denyut jantung janin mendadak yang bervariasi dalam durasi, intensitas, dan waktu awitan kontraksi. Penyebab : kompresi tali pusat disebabkan oleh lilitan tali pusat, tali pusat pendek, tali pusat membelit, tali pusat prolaps.
d)     deselerasi memanjang didefinisikan sebagai deselerasi tersendiri yang berlangsung 2 menit atau lebih, tetapi kurang dari 10 menit dari awitan untuk kembali ke normal.Penyebab : pemeriksaan panggul, pemasangan elektroda spiral, penurunan janin yang cepat, penggunaan manuver valsava, prolaps tali  pusat, kejang ibu termasuk eklampsi dan epilepsi, hipotensi ibu pada posisi terlentang.




8.      Peran Bidan
Sebelum melakukan pemantauan janin, bidan harus menjelaskan seluruh prosedur pelaksanaan kepada klien serta menjelaskan manfaat/tujuannya.  Penjelasan bidan yang melakukan pemantauan janin dapat sangat mempengaruhi perasaan klien. Klien yang memperoleh penjelasan lengkap dari bidan akan bersikap positif tentang pengalamannya dalam pemantauan janin ini dibandingkan dengan klien yang merasa tidak memperoleh penjelasan yang cukup. Klien biasanya khawatir bila bidan tidak dapat menemukan denyut jantung janin. Pendengar yang tidak berpengalaman seringkali membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan denyut jantung dan menemukan titik di mana intensitas denyut jantung janin maksimum.
Bidan harus dapat mengenali tanda-tanda ketidaknormalan denyut jantung janin. Jika bidan menemukan ketidaknormalan denyut jantung janin, bidan harus segera melakukan rujukan ke pemeriksaan lebih lanjut agar kesejahteraan janin tetap terpantau.
3.         Non Stress Test
1.      Pengertian
Non stress test (nst) adalah pemeriksaan kesehatan janin dengan menggunakan kardiotokografi pada umur kehamilan > 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran djj dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau fetal activity acceleration determination (faad). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar denyut jantung janin, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin.
2.      Tehnik Pemeriksaan Non Stress Test (NST)
a)      Pasien berbaring dalam posisi semi-fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan mencegah terjadinya hipotensi.
b)      Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas ktg).
c)      Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara:
d)     Menanyakan kepada pasien.
e)      Melakukan palpasi abdomen.
f)       Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas ktg).
g)      Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut).
h)      Perhatikan frekuensi dasar djj (normal antara 120 – 160 dpm).
i)        Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas ktg. Perhatikan apakah terjadi akselerasi djj (sediktinya 15 dpm).
j)        Perhatikan variabilitas djj (normal antara 5 – 25 dpm).
k)      Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.

3.      Interpretasi Non Stress Test (Nst)
1.      Reaktif:
-        Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm.
-        Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.
-        Variabilitas djj antara 5 – 25 dpm.
2.      Non-reaktif:
-        Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi pada gerakan janin.
-        Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm).
-        Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.
3.      Meragukan:
-        Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi yang kurang dari 15 dpm.
-        Frekuensi dasar DJJ abnormal.
-        Variabilitas DJJ antara 2 – 5 dpm.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% – 99%).hasil nst yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas sebesar 20%.hasil nst yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam. Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas nst, maka setiap hasil nst yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.
4.      Penyebab Umum Nonreaktivitas Pada Non Stress Test (NST)

Penyebab pada janin :
-    usia kandungan (28-32 minggu)
-    tahap tidur yang dalam

-    hipoksia
-    oligohidramnion
-    sistem saraf pusat atau kelainan jantung
-    irama sirkardian
Penyebab pada ibu :
-       penyakit (mis, diabetes, hipertensi)
-       obat-obatan (mis.beta bloker, depresan ssp, tokolitik, steroid)
-       penggunaan obat-obatan terlarang
-       kebiasaan merokok
-       korioamnionitis
-       dehidrasi

5.      Peran Bidan
Pemantauan janin melalui tes nonstres ini, bidan berkolaborasi atau bekerja dalam tim ahli dalam pelaksanaannya. Pemeriksaan ini bukan merupakan kewenangan bidan. Namun bidan perlu mengenal dan mengetahui tentang tes nonstres ini, sehingga dapat memberikan informasi yang jelas dan lengkap kepada klien, terutama klien yang memerlukan pemeriksaan ini.
4.         Amniosintesis
1.      Pengertian
Amniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion dengan visualisasiultrasound langsung, suatu jarum dimasukkan secara transabdominal ke dalam uterus. Cairan amnion ini diambil dengan spuit dan dilakukan berbagai analisis. Cairan amnion yang mengandung sel-sel janin, bahan-bahan kimia, dan mikroorganisme, mampu memberikan informasi tentang susunan genetik, kondisi janin, serta tingkat kematangannya. Dengan menganalisis air ketuban, sehingga dapat menentukan kadar bilirubin secara spectroskopik. Menentukan kadar kreatinin, dan pemeriksaan sitologik air ketuban. Serta pemeriksaan kadar enzim alkali fosfatase total dan alkali fosfatase tahan panas (hsap: heat stable alkaline phospatase). Mulai kehamilan 26 minggu sampai kehamilan 42 minggu kadar alkaline fozfatase total dan tahan panas akan menaik terus menerus setiap minggunya. Pada postmaturitas di dapatkan kadar hsap yang lebih rendah dari kehamilan normal 40-42 minggu.
Kajian-kajian berikutnya akan dilakukan pada specimen cairan yang di aspirasi antara umur kehamilan 14 sampai 18 minggu. Hasil analisis biasanya baru diperoleh setelah paling cepat 3 minggu.dan uji dagnostik yang lebih baru telah dirancang untuk menghindari hasil yang terlalu lama ini.



2.      Pelaksanaan
Amniosintesis dapat dilakukan bila cairan amnion sudah cukup banyak dan ketika uterus menjadi organ abdomen. Pada awal trimester (14-16 minggu), dilakukan untuk mendeteksi kelainan genetik dan metabolik melalui pemeriksaan sitogenetik.
Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan bila calon ibu berusia di atas 35 tahun. Karena hamil di usia ini memiliki risiko cukup tinggi. Terutama untuk menentukan apakah janin menderita sindroma down atau tidak. Umumnya memerlukan waktu sekitar 24 sampai 35 hari untuk mengetahui dengan jelas dan tuntas hasil biakan tersebut.

3.      Komplikasi
Komplikasi keseluruhan kurang dari 1%, baik pada ibu maupun pada janin, meliputi hal-hal berikut :
-        Maternal : hemoragi, hemoragi janin-maternal dengan kemungkinan isoimunisasi rh maternal, infeksi, persalinan, abrupsio plasenta, kerusakan karena kurang hati-hati pada usus atau kandung kemih, embolisme cairan amnion.
-        Janin : kematian, hemoragi, infeksi (amnionitis), cedera langsung akibat tertusuk jarum, aborsi atau persalinan prematur, kobocoran cairan amnion.
4.      Peran Bidan
Bidan perlu mengenal dan mengetahui cara pemantauan janin melalui pemeriksaan amniosintesis. Bidan perlu memberi penjelasan mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan kepada klien, seperti informasi mengenai tujuan dan prosedur pelaksanaan dari pemeriksaan amniosintesis, sehingga klien merasa tenang dengan adanya dukungan bidan. Selain itu bidan tidak hanya bekerja secara mandiri, namun bekerja dalam tim, sehingga bidan akan menemui pemeriksaan amniosintesis ini di lapangan.


B.       Menentukan Diagnosa
1.      Menetapkan Normalitas Kehamilan
Adalah kehamilan dimana ibu dalam keadaan sehat, tidak ada riwayat obstetrik buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan serta hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium normal. Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira‑kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur. Kehamilan yang terakhir ini akan mempengaruhi viabilitas (kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan, karena bayi yang terlalu muda mempunyai prognosis buruk.
2.      Membedakan Antara Ketidaknyamanan Dalam Kehamilan Dan Kemungkinan Komplikasi
Tidak semua wanita mengalami ketidaknyamanan akibat kehamilan yang disebutkan dibawah ini, akan tetapi tidak sedikit juga wanita yang mengalami ketidaknyamanan tersebut.
a)      Rasa letih
Rasa letih sering terjadi selama trimester pertama tanpa diketahui penyebabnya. Salah satu sangkaan yang diajukan ialah penurunan awal dalam laju metabolik dasar pada awal-awal kehamilan, tetapi mengapa hal itu terjadi tidaklah jelas. Untunglah hal ini hanya merupakan ketidaknyamanan yang terbatas, biasanya akan lenyap pada akhir trimester pertama. Namun, hal tersebut bisa mempunyai efek meningkatkan intensitas respon psikologis yang dialami wanita selama masa tersebut.
b)      Punggung  Atas  Sakit (bukan karena penyakit)
Sakit punggung bagian atas bisa terjadi selama trimester pertama oleh karena pertambahan ukuran dan akibat beratnya payudara, yang juga merupakan pertanda presumtif kehamilan.


c)      Kram  Kaki
Alasan-alasan fisiologis dari kram di kaki ini tidaklah jelas diketahui. Selama sekian tahun, kram di kaki dianggap disebabkan oleh kurangnya atau terganggunya konsumsi kalsium atau ketidakseimbangan dalam perbandingan kalsium-fosfor didalam tubuh, tetapi semua penyebab ini sekarang tidak lagi dinyatakan demikian dalam literatur-literatur saat ini.
Satu aliran lain menganggap bahwa uterus yang membesar memberikan tekanan pada pembuluh-pembuluh darah panggul, dan dengan demikian mempengaruhi sirkulasi, atau pada syaraf saat mereka meresap melalui foramen obturator dalam perjalanannya ke tungkai bagian bawah.
d)     Edema Tungkai
Edema (penimbunan cairan atau bengkak) tungkai adalah akibat sirkulasi vena yang terganggu serta tekanan vena yang meningkat didalam tungkai bagian bawah. Gangguan-gangguan sirkulasi ini adalah disebabkan tekanan dari uterus yang membesar pada pembuluh-pembuluh vena panggul pada saat wanita tersebut sedang duduk atau berdiri serta pada vena cava inferior ketika wanita tersebut berbaring menggeletak.
e)      Varikositas/varises
Edema (penimbunan cairan atau bengkak) tungkai adalah akibat sirkulasi vena yang terganggu serta tekanan vena yang meningkat didalam tungkai bagian bawah. Gangguan-gangguan sirkulasi ini adalah disebabkan tekanan dari uterus yang membesar pada pembuluh-pembuluh vena panggul pada saat wanita tersebut sedang duduk atau berdiri serta pada vena cava inferior ketika wanita tersebut berbaring menggeletak.




3.      Mengidentifikasi Tanda Dan Gejala Penyimpangan Dari Keadaan Normal
Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan adalah upaya penjaringan yang dilakukan untuk menemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Berikut ini merupakan tanda dan gejala bahaya yang menyimpang dari keadaan normal atau mengarah pada komplikasi, yaitu:
a)      Perdarahan pervaginam
b)      Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang
c)      Perubahan visual secara tiba-tiba (mata berkunang-kunang)
d)     Pembengkakan pada wajah dan tangan
e)      Sakit abdomen atau nyeri pada ulu hati yang hebat
f)       Pergerakan bayi berkurang tidak seperti biasanya atau bahkan tidak ada pergerakan
4.      Mengidentifikasi Kemungkinan Kebutuhan Belajar
Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu bagaimana mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan untuk datang ke klinik dengan segara jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. Dari beberapa pengalaman, akan lebih baik memberikan pendidikan kepada ibu dan anggota keluarga khususnya pembuat keputusan utama, sehingga si ibu akan didampingi untuk mendapatkan asuhan. Enam tanda-tanda bahaya selama periode antenatal adalah:
a.        Perdarahan vagina
b.       Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang
c.        Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja)
d.       Nyeri abdomen yang hebat
e.        Bengkak pada muka atau tangan
f.        Bayi kurang bergerak seperti biasa




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Tujuan utama pemantauan kesehatan janin adalah guna mengenal sedini mungkin kapan waktu yang tepat untuk terminasi kehamilan, sehingga bayi bisa bertahan hidup lebih baik dibandingkan bila tetap berada dalam kandungan.Dengan pengkajian fetal pada ibu hamil kita akan memantau gerakan janin,DJJ,Non stress test (NST) dan amnio centesis, dan menentukan diagnosa seperti: menentukan normalitas kehamilan,membedakan antara ketidak nyamanan  dalam kehamilan dan kemungkinan komplikasi, mengidentifikasikan  tanda dan gejala penyimpangan dari keadaan normalv serta mengidentifikasikan kemungkinan kebutuhan be




DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit EGC, Jakarta.
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.1983. Obstetri Fisiologi. Penerbit: Eleman, Bandung.
Mochtar, rustam. 2001. Sinopsis Obstetri. Penerbit : EGC, Jakarta.
Verrallas, Sylvia. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan edisi 3. Penerbit: EGC, Jakarta.